Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi bertemu dengan rekan sejawatnya di Selandia Baru pada hari Senin, saat diplomat Tiongkok yang paling senior memulai tur ke negara itu dan Australia. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Winston Peters menyambut Wang di Wellington, ibu kota Selandia Baru. “Telah terjadi beberapa perkembangan signifikan sejak terakhir kita bertemu, tidak sedikit pandemi global yang memengaruhi kedua negara kita,” kata Peters dalam komentar pembukanya dalam pertemuan resmi mereka di gedung parlemen Selandia Baru. “Hari ini adalah kesempatan berharga untuk refleksi atas tantangan dan peluang yang ada di depan kita sekarang.” Wang adalah politisi Tiongkok tertinggi yang mengunjungi negara ini sejak kunjungannya sendiri pada tahun 2017. Selandia Baru memiliki ikatan ekonomi yang kuat dengan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, dan menjadi negara maju pertama yang menandatangani perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan Beijing pada tahun 2008. Sementara di Wellington, Wang juga akan memiliki pertemuan singkat dengan Perdana Menteri Christopher Luxon dan Menteri Perdagangan Todd McClay. “Tiongkok berharap dapat bekerja sama dengan kedua negara untuk mewujudkan pemahaman bersama antara para pemimpin, meningkatkan komunikasi strategis, mendalami kepercayaan saling, memajukan pertukaran dan kerjasama, mempromosikan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan dari kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Selandia Baru dan Tiongkok-Australia, serta berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin. Wang akan tiba di Canberra, Australia pada hari Rabu untuk bertemu dengan rekan sejawat Penny Wong, dengan dialog antara keduanya diharapkan akan berpusat pada kasus detensi Yang Hengjun. Ini akan menjadi pertama kalinya kedua menteri luar negeri bertemu langsung sejak Yang dinyatakan bersalah melakukan spionase setelah sidang tertutup dan dijatuhi hukuman mati dengan penundaan dua tahun pada bulan Februari. Di agenda juga akan dibahas penghapusan tarif perdagangan terakhir yang diberlakukan oleh Tiongkok pada tahun 2020 dan secara luas dianggap sebagai hukuman bagi pemerintah Australia sebelumnya karena meloloskan undang-undang yang melarang campur tangan asing yang tersembunyi dalam politik domestik, melarang raksasa telekomunikasi milik Tiongkok Huawei untuk meluncurkan jaringan 5G Australia karena alasan keamanan, dan menyuarakan tuntutan untuk penyelidikan independen tentang pandemi COVID-19. Tarif perdagangan telah merugikan ekonomi lokal sekitar 20 miliar dolar Australia ($13 miliar), tetapi sejak itu telah dikurangi pada sebagian besar barang kecuali anggur, lobster batu, dan beberapa rumah jagal.