Pengungsi perang dari Ukraina akan dapat tinggal di Uni Eropa setidaknya hingga Maret 2026, sesuai dengan aturan darurat yang diperpanjang oleh menteri keadilan dan urusan dalam negeri Uni Eropa pada hari Kamis.
Warga Ukraina yang melarikan diri ke Uni Eropa setelah invasi penuh skala negara mereka oleh Rusia pada tahun 2022 diberikan perlindungan langsung setelah negara-negara anggota UE membentuk rezim sementara yang dirancang untuk kasus arus masuk massal orang.
Usul tersebut dirancang untuk menghindari prosedur pengungsi nasional yang panjang yang diperlukan untuk memproses jumlah yang besar dari orang-orang yang terusir. Perpanjangan aturan sementara dimungkinkan hingga satu tahun.
Selain itu, orang-orang di bawah perlindungan sementara berhak atas tunjangan sosial, perumahan, akses ke pendidikan, dan izin kerja, antara lain.
Rezim yang ada seharusnya berakhir pada Maret 2025. Komisi Eropa mengusulkan untuk memperpanjang aturan darurat pada hari Selasa, dengan argumen bahwa “kondisi yang aman dan tahan lama untuk kembali nya orang ke Ukraina saat ini tidak ada” karena serangan Rusia yang terus menerus terhadap infrastruktur sipil dan kritikal.
Komisi melaporkan bahwa hampir 4,2 juta orang Ukraina saat ini tinggal di UE di bawah aturan ini, dengan Jerman menjadi tuan rumah bagi jumlah terbanyak orang sebanyak 1,2 juta. Namun, terkait dengan populasi, jumlah pengungsi Ukraina jauh lebih tinggi di negara-negara seperti Republik Ceko, Lituania, dan Polandia.
Menteri keadilan dan urusan dalam negeri UE, yang berada di Luksemburg untuk pertemuan selama dua hari, juga dijadwalkan untuk mengeksaminasi strategi dari komisi untuk menerapkan aturan baru migrasi dan pengungsi yang kontroversial di UE.
Strategi Komisi adalah membantu negara-negara blok ini menerapkan sistem hukum tersebut pada pertengahan 2026.
Bagian utama dari rencana Komisi adalah sistem IT besar yang disebut Eurodac, di mana data orang yang mencari suaka akan disimpan dan diproses untuk memantau para pelamar antar negara UE dengan lebih baik.