Gelasmu adalah barang keren tahun ini, tapi sebenarnya tidak begitu baik untuk lingkungan.
Meskipun tahan lama dan dapat digunakan berulang kali, gelas ini sekarang menjadi tren yang bisa menyebabkan perilaku yang kurang berkelanjutan. Orang-orang bangga memiliki puluhan gelas ini, bahkan ada yang berebutan versi khusus dari beberapa toko. Namun, ada juga yang sudah mulai merasa malu untuk membawa gelas ini.
Para pemasar dan media sosial memiliki peran besar dalam menciptakan fenomena kultural ini. Penjualan gelas ini mencapai sekitar 10 juta buah pada tahun 2023, dengan perkiraan penjualan total perusahaan mencapai $750 juta, meningkat dari kurang dari $100 juta pada tahun 2020. Namun, fenomena ini juga menunjukkan bagaimana produk yang semula dipasarkan sebagai produk berkelanjutan bisa menjadi alat untuk konsumsi berlebihan, yang berpotensi menghilangkan manfaat lingkungan.
Dalam hal gelas reusable, seharusnya seseorang hanya memerlukan satu buah, untuk menggantikan puluhan bahkan ratusan gelas sekali pakai. Namun, jika seseorang membeli banyak gelas tersebut, maka dampak lingkungan dari proses pembuatannya harus diimbangi dengan menggunakan semua gelas tersebut untuk minum.
Ada bukti bahwa produk berkelanjutan memang laku di pasaran. Namun, untuk sebagian produk, beralih ke produk yang lebih berkelanjutan tidak selalu berarti konsumsi yang lebih tinggi. Namun, gelas ini menyebabkan konsumsi berlebihan, yang menciptakan dampak negatif terhadap lingkungan.
Salah satu hal yang menyebabkan dampak lingkungan dari gelas ini adalah proses pembuatannya yang menggunakan banyak energi dan biasanya bergantung pada batu bara, bahan bakar fosil yang polusi. Meskipun Stanley mengklaim bahwa produknya tahan lama dan dibuat dengan material yang lebih berkelanjutan, namun hanya 23% produk Stanley yang terbuat dari baja daur ulang. Perusahaan berencana meningkatkan persentase tersebut menjadi setidaknya 50% pada tahun 2025, namun hal ini tidak mudah karena keterbatasan bahan baku daur ulang.
Banyak merek gelas lain menawarkan program tukar tambah atau daur ulang. Produsen seharusnya mempertimbangkan opsi tersebut daripada hanya memproduksi lebih banyak lagi. Secara keseluruhan, memang beralih ke botol reusable lebih baik untuk lingkungan, mengingat tingkat daur ulang plastik di Amerika Serikat yang tetap rendah selama puluhan tahun. Namun, perlu ada tanggung jawab yang lebih besar dari produsen dan konsumen dalam penggunaan produk reusable ini.
Sebuah gelas reusable menjadi keren, namun menggunakan produk berkelanjutan haruslah diimbangi dengan kehati-hatian dan kesadaran akan dampak lingkungan dari produk tersebut.