Michael Lomas diekstradisi ke Afrika Selatan atas tuduhan korupsi Eskom

Seorang pengusaha Inggris, yang dulunya adalah kontraktor untuk perusahaan listrik Eskom yang sedang kesulitan di Afrika Selatan, telah diekstradisi dari Inggris untuk menghadapi tuduhan korupsi dan penipuan.

Michael Lomas dituduh menerima suap atas kontrak antara perusahaannya, Tubular Construction, dan Eskom untuk pekerjaan di pembangkit listrik Kusile, yang bernilai lebih dari 1,5 miliar rand ($85juta: £64juta).

“Dia dituduh memanipulasi kontrak-kontrak. Dia sebelumnya ditangkap, mendapatkan jaminan dan melarikan diri ke Inggris,” kata juru bicara polisi nasional Brigadir Athlenda Mathe kepada AFP.

Dia belum mengomentari tuduhan-tuduhan terhadapnya.

Eskom telah diguncang oleh tuduhan korupsi dan kesulitan untuk pulih dari tahun-tahun kelalaian yang menyebabkan pemadaman listrik yang berkepanjangan di negara tersebut.

Tuan Lomas mendarat di Bandara OR Tambo di Johannesburg pada Jumat pagi. Dia dalam kursi roda dan diawalai oleh polisi dengan pengawalan ketat.

Mathe mengatakan kepada situs berita lokal News24 bahwa salah satu syarat dari ekstradisi itu adalah adanya dokter di pesawat karena kesehatan yang buruk dari Tuan Lomas.

Dia akan didakwa secara resmi di Pengadilan Magistrat Kempton Park nanti pada Jumat.

Otoritas Penuntut Nasional (NPA) meminta ekstradisi Tuan Lomas pada tahun 2022, tetapi ditunda saat dia mengajukan banding, yang akhirnya ditolak.

Dia dituduh bersama empat rekannya yang diduga berkonspirasi – dua eksekutif senior di Eskom dan dua pengusaha lainnya. Mereka ditangkap pada 2019.

Keempat pria lainnya telah didakwa dengan penipuan, pencucian uang dan korupsi karena diduga menerima suap dan menggelembungkan biaya pekerjaan yang dilakukan di pembangkit listrik Kusile.

Ini seharusnya membantu mengatasi kekurangan listrik yang mematikan di Afrika Selatan tapi proyek ini telah diguncang oleh keterlambatan dan kesalahan, menurut AFP.

Mathe mengatakan Tuan Lomas adalah “pelarian yang dicari” yang akan diserahkan kepada Hawks, satuan polisi yang menyelidiki kejahatan ekonomi, korupsi dan kejahatan terorganisir.

Hawks telah bekerja pada kasus ini sejak 2017, ketika seorang karyawan memasukkan keluhan tentang salah satu tender.