Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjanjikan respons yang keras terhadap serangan roket oleh milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman pada hari Minggu.
“Kami sedang dalam kampanye multi-front melawan poros kejahatan Iran, yang berusaha untuk menghancurkan kita,” kata Netanyahu dalam pertemuan Kabinet mingguannya.
“Pagi ini, Houthi meluncurkan rudal permukaan-ke-permukaan dari Yaman ke wilayah kita. Mereka harus tahu bahwa kita akan meminta harga yang tinggi untuk setiap upaya menyerang kita.”
Rudal balistik jarak jauh tersebut memicu sirene serangan udara di seluruh Israel tengah. Suara ledakan yang terdengar pada awal Minggu disebabkan oleh penyergapan rudal Israel, kata militer, menambahkan bahwa mereka sedang meninjau hasilnya.
Surat kabar Harian Jerusalem melaporkan bahwa rudal tersebut ditembakkan menuju area metropolitan Tel Aviv.
Sistem pertahanan rudal Arrow 3 tampaknya gagal untuk menyergap proyektil sebelum masuk ke atmosfer. Hanya pada percobaan kedua sistem pertahanan Arrow 2 berhasil mengenainya di atas wilayah udara Israel.
Menurut laporan media, serpihan rudal mendarat di berbagai bagian negara, termasuk di kota-kota Modiin dan Rehovot.
Juru bicara militer Houthi Yehya Saree mengatakan serangan tersebut dilakukan dengan rudal balistik hipersonik baru terhadap target militer Israel di Jaffa.
“Ia menempuh jarak perkiraan 2.040 kilometer dalam 11:30 menit,” katanya dalam pernyataan televisi.
“Musuh Israel harus menanti serangan lebih lanjut dan operasi spesifik,” tambahnya.
Houthi telah mengklaim beberapa serangan terhadap Israel sejak meletusnya perang Gaza pada Oktober tahun lalu.
Setelah serangan drone fatal terhadap Tel Aviv oleh Houthi awal tahun ini, Angkatan Udara Israel menyerang kota pelabuhan Yaman Hodeidah pada bulan Juli, menyebabkan kebakaran besar dan enam kematian. Pemimpin Houthi kemudian mengumumkan fase baru dalam perjuangan melawan Israel.
Milisi Houthi juga telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan mengatakan mereka ingin memaksa berakhirnya serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang mengikuti pembantaian tak terduga oleh gerakan Hamas Islamist Palestina di Israel selama serangan 7 Oktober.