Sejak satu hari yang lalu, Cherylann Mollan dari BBC News di Mumbai melaporkan bahwa beberapa orang telah meninggal akibat gangguan terkait panas selama 24 jam terakhir karena suhu terus melonjak di bagian utara dan tengah India. Sepuluh kematian terjadi di rumah sakit pemerintah di wilayah Rourkela, Odisha pada hari Kamis. Kematian akibat panas juga dilaporkan dari negara bagian Bihar, Rajasthan, Jharkhand, dan ibu kota nasional, Delhi. Pemanasan yang menyengat terjadi saat India sedang mengadakan pemilihan umum, yang hasilnya akan diumumkan pada 4 Juni. Mahendra Kumar, kepala distrik Bhojpur di Bihar, mengatakan bahwa tiga petugas pemilihan dan seorang polisi meninggal akibat stroke panas di kota pada hari Kamis. Rumah sakit di berbagai daerah mencatat peningkatan penerimaan pasien akibat gangguan terkait panas. Penyakit Pusat Pengendalian di India menyebutkan bahwa stroke panas merupakan kondisi yang mengancam nyawa dengan tingkat kematian 40 hingga 64 persen. Suhu di India bagian utara, pusat, dan sebagian wilayah barat telah tidak terbendung selama dua minggu terakhir, dengan suhu maksimum mencapai 45-46 derajat Celsius dan bahkan naik hingga mencapai 50 derajat Celsius di beberapa daerah. Banyak daerah mengalami kelangkaan air dan listrik yang parah karena tingginya konsumsi. Suhu tinggi telah menyebabkan lonjakan kebakaran di seluruh India. Pejabat sedang menggunakan drone untuk memantau kebakaran hutan di Jammu dan Kashmir. Beberapa wilayah melaporkan temperatur yang mendekati 50 derajat Celsius. Video warga Delhi berebut air dari tangki air banyak beredar di media sosial. Banyak bagian di ibu kota juga mengalami pemadaman listrik yang sering. Para pejabat masih menyelidiki apakah temperatur mencapai 52.9 derajat Celsius di daerah Mungeshpur pada hari Rabu disebabkan oleh kerusakan sensor di stasiun cuaca terdekat. Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menemukan bahwa India mengalami peningkatan 55% dalam kematian akibat panas ekstrem antara tahun 2000-2004 dan 2017-2021. Paparan panas juga menyebabkan hilangnya 167,2 miliar jam kerja potensial di kalangan penduduk India pada tahun 2021. Meskipun banyak bagian di negara ini secara rutin mengalami gelombang panas di musim panas, para ahli mengatakan bahwa gelombang panas tersebut kini menjadi lebih panjang, lebih intens, dan lebih sering.