ROME (AP) — Program Pangan Dunia membutuhkan akses yang lebih baik ke orang-orang yang berisiko kelaparan di Sudan dan lebih banyak uang dari Barat yang lelah dengan krisis untuk memberi makan lebih dari 25 juta orang yang menghadapi kelaparan akut, kata direktur badan PBB tersebut pada hari Kamis.
“Krisis di Sudan hampir dilupakan saat ini,” kata direktur WFP, Cindy McCain, kepada The Associated Press.
“Ada begitu banyak krisis yang terjadi sehingga orang-orang agak, tahu kan, terlalu banyak dan mata mereka terbelalak,” tambahnya.
Sudan terperosok ke dalam konflik pada pertengahan April 2023, ketika ketegangan yang telah lama terpendam antara militer dan pemimpin paramiliter meletus di ibu kota, Khartoum, dan menyebar ke Darfur dan wilayah lain. Sekitar 10 juta orang telah mengungsi secara internal dan negara itu tenggelam dalam krisis kemanusiaan. Puluhan ribu orang tewas dalam pertempuran.
Walaupun WFP memiliki titik-titik masuk yang ditetapkan untuk membawa bantuan kepada yang lapar, dimulainya musim hujan berarti truk-truk mengalami kesulitan mencapai kamp Zamzam, tempat tinggal lebih dari 400.000 orang pengungsi, yang dinyatakan telah melampaui ambang batas kelaparan pada bulan Februari lalu.
“Truk-truk kita butuh waktu hampir dua minggu untuk sampai ke sana,” jelas McCain, “Jembatan-jembatan terendam air. Jalan-jalan terendam air. Ini adalah kombinasi situasi yang sangat tragis.”
“Kita harus masuk dengan skala yang tepat,” kata McCain, “Dan kita harus memastikan bahwa dunia memahami kebutuhan dan apa yang dipertaruhkan jika tidak kita lakukan.”
WFP telah berjuang dengan kurangnya dana ketika kelelahan donor muncul setelah pandemi. Organisasi tersebut mencoba untuk mengompensasi dengan mengembangkan teknologi baru untuk memprediksi cuaca dan menyediakan makanan dalam keadaan darurat.
“Kita harus melakukan lebih dengan lebih sedikit. Kita harus lebih efisien, lebih efektif. Kita harus meramalkan hal-hal yang harus kita prediksi, efek-efek perubahan iklim dan hal-hal yang sangat perlu saat ini,” katanya.