Sembilan anggota staf di lembaga PBB untuk pengungsi Palestina, UNWRA, mungkin terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, demikian diungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kesembilan orang itu telah dipecat dari pekerjaannya, kata juru bicara wakil PBB Farhan Haq. Dia mengatakan PBB telah menyelesaikan penyelidikan setelah muncul tuduhan dari Israel bahwa staf UNWRA terlibat. Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera dalam serangan tak terduga pada musim gugur tahun lalu. Pak Haq tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana keterlibatan anggota staf tersebut mungkin terjadi. “Bagi kami, setiap partisipasi dalam serangan tersebut adalah pengkhianatan besar terhadap jenis pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” katanya. PBB menyelidiki 19 anggota staf UNWRA secara keseluruhan, setelah Israel mengklaim bahwa 12 orang ikut dalam serangan tersebut. Israel kemudian mengklaim bahwa lebih dari 450 anggota staf UNWRA adalah anggota kelompok teroris, namun tinjauan PBB yang diterbitkan pada bulan April menemukan bahwa Israel tidak memberikan bukti untuk klaimnya. UNRWA, yang mempekerjakan 13.000 orang di Gaza, mengatakan pada bulan Maret bahwa beberapa karyawan melaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk membuat pernyataan palsu saat ditahan. Kebanyakan negara menarik kembali pendanaan untuk lembaga PBB ini karena tuduhan Israel. Pada bulan Juli, Inggris bergabung dengan negara-negara lain yang telah melanjutkan pendanaan sejak saat itu, meninggalkan AS, donor terbesar UNRWA, sebagai satu-satunya negara yang belum melanjutkan sumbangan.