Pendetentionan terjadi di tengah ketegangan atas pemilihan yang diperebutkan di Venezuela, dengan AS menyita pesawat Presiden Maduro minggu ini.
Otoritas Venezuela telah menahan seorang anggota angkatan laut Amerika Serikat yang sedang melakukan perjalanan di negara Amerika Latin, menurut pejabat Pentagon.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa “seorang anggota layanan AS” telah ditahan. Dia mengatakan bahwa Washington sedang berusaha mendapatkan informasi lebih lanjut dari otoritas Venezuela.
“Kami tentu saja menghubungi otoritas Venezuela sebagaimana mestinya, untuk mencoba mendapatkan pengetahuan lebih lanjut,” kata Kirby. Dia menambahkan bahwa menurut pemahamannya, individu tersebut sedang dalam perjalanan pribadi dan bukan urusan resmi pemerintah.
Dua pejabat pertahanan juga memberitahu agensi berita Reuters bahwa anggota angkatan laut tersebut telah melakukan perjalanan ke Venezuela dalam cuti pribadi dan belum mendapatkan izin yang diperlukan. Pejabat-pejabat tersebut berbicara dengan anonimitas dan menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa mereka sedang memantau situasi tersebut dengan seksama.
Pendetentionan ini terjadi saat ketegangan atas pemilihan yang diperebutkan di Venezuela meningkat, dengan beberapa negara, termasuk AS, menolak klaim kemenangan Presiden Nicolas Maduro.
Beberapa negara, termasuk AS dan Argentina, bahkan sudah mengakui pemenang dari pemilihan presiden bulan Juli yaitu Edmundo Gonzalez.
Pada hari Senin, otoritas AS menyita pesawat yang diduga dibeli untuk kepentingan pribadi Maduro, dengan alasan pelanggaran sanksi yang diberlakukan oleh Washington. Pemerintah Maduro menyebut penyitaan tersebut sebagai “perompakan”.
Beberapa jam kemudian, otoritas Venezuela mengeluarkan surat penangkapan terhadap Gonzalez, menudingnya melakukan konspirasi dan kejahatan lain. AS bergabung dengan beberapa negara di Amerika dalam mengutuk langkah tersebut.
Beberapa anggota aktif militer AS juga pernah ditahan saat berada di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.
Awal tahun ini, prajurit tentara AS berusia 34 tahun Gordon Black ditangkap setelah pergi ke Rusia untuk mengunjungi pacarnya. Otoritas Rusia menghukum Black pada bulan Juni dengan hukuman tiga tahun dan sembilan bulan penjara setelah pacarnya menuduhnya mencuri darinya. Dia tetap menjadi anggota aktif tentara tapi ditempatkan dalam status non-terbayar.
Tahun lalu, Prajurit Army Travis King melarikan diri ke Korea Utara selama tur sipil di Garis Demarkasi Militer di perbatasan dengan Korea Selatan. King, yang sudah menghadapi tindakan disiplin militer, ditahan oleh otoritas Korea Utara dan kemudian dibebaskan ke AS.
Pengacaranya mengatakan minggu lalu bahwa dia akan mengaku bersalah atas lima tuduhan, termasuk desersi.
AS juga baru-baru ini melakukan pertukaran tawanan dengan Venezuela.
Pada bulan Desember, otoritas AS membebaskan seorang sekutu dekat Maduro, Alex Saab, sebagai imbalan pembebasan 10 warga negara AS yang ditahan serta kontraktor pertahanan buronan yang menjadi pusat skandal suap Pentagon yang masif.