Pemadaman listrik melanda Balkan saat gelombang panas terus berlanjut

Empat negara Balkan mengalami pemadaman listrik secara bersamaan yang berlangsung beberapa jam pada hari Jumat ketika wilayah tersebut diguyur gelombang panas musim panas. Albania, Bosnia, Montenegro, dan sebagian besar pantai Kroasia terkena dampak pemadaman listrik di sore hari, disebabkan oleh lonjakan permintaan listrik setelah rumah tangga menyalakan AC untuk mengatasi suhu tinggi. Di Bosnia dan Kroasia, lampu lalu lintas mati, menyebabkan kekacauan transportasi di Sarajevo, Split, dan kota-kota besar lainnya. Pemasok mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengembalikan sebagian besar pasokan listrik pada malam hari, namun masih berupaya untuk mengidentifikasi di mana kegagalan terjadi dalam sistem listrik terinterkoneksi dari empat negara tersebut. Pemadaman pertama dilaporkan pukul 13:00 waktu setempat (11:00 GMT), bahkan pompa air di ibu kota Montenegro, Podgorica, berhenti beroperasi. Kehilangan listrik juga merugikan musim pariwisata di resor-resor Kroasia, dengan para wisatawan di Dubrovnik kelimpungan setelah restoran, pub, dan supermarket tutup. Suhu di seluruh wilayah mendekati 40 derajat Celcius seiring berjalannya siang hari yang panas. Menteri Energi Montenegro, Sasa Mujovic, mengatakan di TV nasional bahwa “lonjakan tiba-tiba dalam konsumsi listrik akibat suhu tinggi” adalah penyebabnya. TV Vijesti Montenegro melaporkan adanya kebakaran di saluran transmisi listrik di daerah berbatu di dekat perbatasan dengan Bosnia, meskipun stasiun tersebut tidak menjelaskan bagaimana ini bisa terkait dengan pemadaman listrik. Di Albania, pejabat mengatakan listrik sudah pulih dalam setengah jam, namun masih ada risiko tinggi akan pemadaman listrik lanjutan, karena penggunaan energi masih tinggi. Produksi energi di Balkan barat bergeser dari penggunaan batu bara, yang menjadi penyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca di wilayah tersebut. Namun demikian, meskipun telah ada upaya besar untuk berinvestasi dalam energi surya, infrastruktur listrik yang sudah tua belum sepenuhnya siap menghadapi perubahan tersebut, demikian kata pejabat industri.