Pemimpin Redaksi USA Today Terence Samuel Segera Mundur

Terence Samuel, editor cheif USA Today, telah mengundurkan diri dari jabatannya setelah setahun, seperti yang diinformasikan kepada kru berita pada hari Senin.
Tuannya Samuel, seorang wartawan veteran, bergabung dengan USA Today pada bulan Juli 2023 dari National Public Radio, di mana beliau adalah seorang eksekutif teratas yang bertanggung jawab atas semua pengumpulan berita di seluruh siaran. Tidak ada keterangan dari tuan Samuel maupun publikasi mengenai alasan kepergiannya.
Dalam sebuah email kepada kru berita yang dilihat oleh The New York Times, Monica Richardson, wakil presiden senior USA Today, menyatakan bahwa tuan Samuel akan meninggalkan pekerjaannya “mulai hari ini.” Caren Bohan, editor eksekutif politik, akan menjabat sebagai pelaksana tugas editor cheif sementara publikasi melakukan “pencarian nasional untuk pemimpin berita kami,” tulis Pn. Richardson dalam email tersebut.
Tuan Samuel mengatakan dalam wawancaranya pada hari Senin bahwa kepergiannya “tiba-tiba” tetapi tidak bisa memberikan rincian mengenai mengapa ia meninggalkan surat kabar tersebut. “Saya berharap ini berlangsung lebih lama karena itu adalah tahun yang hebat,” kata tuan Samuel. “Kami telah melakukan hal-hal yang hebat di ruang berita itu dan saya mengucapkan yang terbaik untuk mereka.”
Dalam pernyataan yang diberikan kepada The Times, Pn. Richardson menolak menjelaskan perubahan kepemimpinan tersebut. “Terry Samuel telah menjadi rekan yang berharga selama masa kerjanya di USA Today. Kami dengan tulus mengucapkan selamat dan berterima kasih atas kontribusinya.”
Tuan Samuel telah memiliki karier jurnalistik yang panjang, dengan pengalaman di The Washington Post, The Root, dan The Philadelphia Inquirer, di antara outlet-outlet lainnya.
USA Today, yang diluncurkan pada tahun 1982, dimiliki oleh Gannett, rantai surat kabar terbesar di negara ini. Gannett telah melakukan pemotongan pekerjaan massal di seluruh publikasinya sejak bergabung dengan rantai Gatehouse Media pada tahun 2019 karena kesulitan menyelesaikan hutangnya, yang telah menyebabkan protes dari karyawan berserikatnya.