Pemimpin Teknologi Informasi Kesehatan Harus Memperbaiki Dua Area Sekarang Sebelum Mengadopsi AI

Dokter John Dunning di Laboratorium

Arkib Bettmann

Rumah sakit dan sistem kesehatan sedang berjuang dengan margin yang menyusut, kekurangan tenaga kerja, dan harapan pasien yang meningkat, yang membuat keseimbangan antara perawatan berkualitas dan model berbasis nilai semakin menantang. Meskipun AI sering dianggap sebagai solusi cepat, CIO kesehatan harus segera mengatasi kesenjangan mendasar dalam keamanan cyber, operasional, dan tenaga kerja klinis.

Keamanan Siber

Saat kita memasuki bulan Oktober, bulan yang didedikasikan untuk kesadaran keamanan siber, ini merupakan pengingat yang tepat bagi CIO kesehatan untuk memprioritaskan salah satu kekhawatiran terbesar mereka: keamanan siber. Bulan ini dapat menjadi titik awal untuk mengevaluasi kembali dan memperkuat langkah-langkah keamanan siber di organisasi kesehatan.

Laporan terbaru dari Sophos menunjukkan peningkatan tajam dalam serangan ransomware, dengan 73% organisasi kesehatan terkena dampak pada tahun 2024, naik dari 66% pada tahun 2023. Beberapa faktor mendorong lonjakan ini, termasuk meningkatnya sofistifikasi para penjahat siber, penggunaan sistem warisan yang luas, dan penambahan permukaan serangan dari digitalisasi kesehatan. Model perawatan hibrid jarak jauh dan tatap muka juga telah meningkatkan kerentanan dengan menciptakan lebih banyak titik masuk untuk serangan siber. Kebutuhan untuk secara teratur meninjau dan memperbarui postur keamanan organisasi mereka tidak pernah begitu jelas bagi CIO.

Pemimpin kesehatan menghadapi dilema penting saat memutuskan apakah akan membayar tebusan selama serangan ransomware. Menurut laporan Sophos, 60% organisasi kesehatan yang terkena dampak ransomware memilih untuk membayar tebusan. Namun, hanya 47% dari mereka yang membayar dapat memulihkan semua data mereka. Statistik ini menggambarkan ketidakpastian dan risiko bergantung pada para penjahat siber untuk mengembalikan akses ke sistem penting.

Data tentang serangan ransomware mengingatkan CIO kesehatan bahwa membayar tebusan bukanlah solusi yang dijamin. Sebaliknya, berinvestasi dalam solusi cadangan dan pemulihan bencana yang kokoh sangat penting untuk memastikan pemulihan data tanpa bergantung pada pembayaran tebusan, memutus siklus serangan dan membenci penjahat siber. Para ahli di industri kesehatan menyarankan untuk tidak membayar tebusan.

Laporan juga menyoroti perkembangan lanskap asuransi siber. Meskipun dapat mengimbangi beberapa biaya ransomware, mendapatkan perlindungan semakin kompleks. Banyak perusahaan asuransi sekarang meminta organisasi kesehatan untuk menunjukkan kontrol keamanan siber yang canggih sebagai syarat cakupan. Ini menegaskan perlunya CIO untuk seimbang dalam mengandalkan asuransi siber dengan investasi dalam langkah pencegahan. Strategi keamanan siber komprehensif sangat penting dalam lanskap perawatan kesehatan digital saat ini.

Kesenjangan Tim IT dan Klinis

Survei yang dirilis oleh Symplr mengungkapkan adanya perbedaan antara pemimpin TI dan klinisi. Klinisi (72%) percaya bahwa mereka seharusnya memiliki pengaruh lebih dalam keputusan pembelian perangkat lunak, sementara pemimpin TI (60%) dan pemimpin operasional (51%) lebih enggan melibatkan mereka. Selain itu, hanya 57% klinisi merasa perangkat lunak operasi rumah sakit mereka memungkinkan mereka untuk memberikan perawatan pasien terbaik yang memungkinkan.

CIO kesehatan memiliki sejarah panjang kolaborasi dengan pemimpin klinis seperti chief medical officer atau chief medical informatics officer. Namun, ini bukan hanya tentang melibatkan dokter “super user” dalam pemilihan vendor. Ini tentang melibatkan mereka dari awal. Demikian pula, pemimpin klinis harus melibatkan TI sejak awal saat mengeksplorasi solusi teknologi, bukan setelah mengambil keputusan. Komunikasi yang erat antara tim klinis dan TI ini sangat penting dalam menjembatani kesenjangan dan memastikan perawatan pasien terbaik yang memungkinkan.

Saat kita memasuki tahun 2025, pemimpin kesehatan harus fokus tidak hanya pada AI tetapi juga pada memperkuat elemen-elemen mendasar seperti keamanan siber dan menjembatani kesenjangan antara tim IT dan klinis. Meskipun upaya ini mungkin tidak sebagus mengadopsi AI, mereka sangat penting untuk menjaga agar organisasi tetap aman dan memastikan kemajuan yang berkelanjutan. Memprioritaskan proses yang kokoh daripada solusi teknologi yang cepat pada akhirnya akan mendorong keberhasilan jangka panjang dan memungkinkan sistem kesehatan berkembang di dunia digital yang semakin maju.

Tinggalkan komentar