Pengadilan Greenland memperpanjang waktu aktivis anti-penangkapan ikan paus dalam tahanan saat Jepang mencari ekstradisinya.

Pengadilan di Greenland memutuskan pada hari Rabu bahwa aktivis anti-penangkapan ikan paus Paul Watson harus tetap ditahan hingga 23 Oktober untuk memastikan kehadirannya terkait dengan keputusan Kementerian Kehakiman Denmark mengenai ekstradisi. Belum jelas kapan pemerintah Denmark akan memutuskan apakah akan mengirimnya ke Jepang, di mana dia dituduh menghalangi kapal riset penangkapan ikan paus dengan cara-cara kekerasan pada tahun 2010.

“Mereka sengaja melemparkan benda-benda seperti itu, sehingga untuk menyakiti orang,” kata jaksa Mariam Khalil di pengadilan, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar Greenland, Sermitsiaq, merujuk pada asam potasium yang dilemparkan ke kapal Jepang oleh tim Watson.

Watson, warga negara Kanada-Amerika berusia 73 tahun, adalah mantan kepala Sea Shepherd Conservation Society yang taktik aksinya, termasuk konfrontasi di lautan dengan kapal penangkapan ikan paus, telah mendapat dukungan dari selebriti A-list dan ditampilkan dalam seri televisi realitas “Whale Wars.”

Watson ditangkap pada tanggal 21 Juli ketika kapalnya bersandar di Nuuk, ibu kota Greenland, dan pengadilan di sana menyetujui penahannannya sementara otoritas Denmark menyelidiki kemungkinan ekstradisinya ke Jepang di mana dia menghadapi hingga 15 tahun penjara, menurut Yayasan Captain Paul Watson.

Greenland adalah sebuah wilayah otonom Denmark yang menangani masalah kepolisian dan keadilan. Jepang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan negara Skandinavia tersebut.

Penjaga pantai Jepang mencari penangkapannya atas insiden dengan kapal riset penangkapan ikan paus Jepang pada tahun 2010 ketika dia dituduh menghalangi tugas resmi awak kapal dengan menginstruksikan kapten kapalnya untuk melemparkan bahan peledak ke kapal penangkapan ikan paus.

Yayasan tersebut memposting video Watson di dalam selnya di Nuuk pada hari Rabu, di mana dia mengatakan, “Dalam 50 tahun, saya tidak pernah menyebabkan cedera pada siapapun. Saya beroperasi dalam batas hukum internasional dan dalam batas-batas praktis.”

“Saya yakin bahwa setelah bukti di sini ditinjau oleh otoritas yang tepat, tidak akan ada alasan untuk menghormati permintaan ekstradisi Jepang,” kata Watson dalam video yang dirilis oleh yayasan tersebut.

Daging paus selalu menjadi bagian dari budaya makanan Jepang, dan pemerintah Jepang mengatakan mendukung penggunaan berkelanjutan paus.

Watson, yang meninggalkan Sea Shepherd pada tahun 2022, juga merupakan anggota utama Greenpeace, tetapi meninggalkan pada tahun 1977 karena perbedaan pendapat mengenai taktik agresifnya dan mendirikan organisasi yang lebih berorientasi pada tindakan. Kelompok tersebut telah melancarkan kampanye agresif untuk melindungi paus, lumba-lumba, dan hewan laut lainnya.

Tinggalkan komentar