Ketika kita berbicara tentang keberlanjutan dalam bidang perikanan, tidak dapat dipungkiri bahwa pengetahuan asli atau indigenous knowledge memegang peranan yang penting. Pengetahuan ini telah dikembangkan bersama oleh masyarakat adat Indonesia selama berabad-abad dan menjadi landasan utama dalam pengelolaan sumber daya alam, termasuk sumber daya perikanan.
Pengetahuan asli ini didasarkan pada pengalaman turun-temurun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Para pemimpin adat dan para penjaga tradisi telah menjadi penjaga kelestarian lingkungan, termasuk pengelolaan sumber daya laut. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang siklus alam dan perilaku ikan, serta teknik-teknik tradisional dalam menangkap ikan tanpa merusak lingkungan.
Salah satu contoh dari pengetahuan asli dalam bidang perikanan adalah sistem penangkapan ikan menggunakan jaring ramah lingkungan yang telah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu. Jaring yang terbuat dari bahan-bahan alami ini memungkinkan ikan yang tidak sesuai ukuran atau spesiesnya untuk lolos dari tangkapan, sehingga membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Selain itu, masyarakat adat juga memiliki pengetahuan tentang masa panen dan area tangkapan yang harus dijaga agar tidak mengganggu proses pemijahan ikan. Mereka juga mengenal adat-istiadat yang mengatur pembagian hasil tangkapan sehingga sumber daya perikanan dapat tetap lestari.
Namun, sayangnya pengetahuan asli ini seringkali diabaikan dalam upaya pengelolaan perikanan modern. Teknologi canggih dan tekanan ekonomi seringkali membuat para pemangku kepentingan lebih memilih untuk mengabaikan pengetahuan yang telah teruji keberhasilannya selama berabad-abad ini.
Hal ini sangat disayangkan mengingat bahwa pengetahuan asli memiliki potensi besar dalam mendukung kelestarian sumber daya perikanan. Seiring dengan kemajuan teknologi, ada baiknya jika kita tetap mempertahankan dan memadukan pengetahuan asli dengan inovasi-inovasi baru yang dapat mendukung keberlanjutan perikanan.
Beberapa langkah yang dapat diambil adalah dengan membangun kemitraan antara masyarakat adat dan para peneliti yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Kolaborasi ini dapat memberikan ruang bagi pengetahuan asli untuk diakui dan diimplementasikan dalam kebijakan pengelolaan perikanan yang modern.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat adat untuk terus menjaga pengetahuan asli mereka tanpa harus khawatir akan terganggu oleh aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengambilan keputusan juga sangat penting dalam memastikan keberlanjutan perikanan di masa depan.
Sebagai bangsa yang kaya akan pengetahuan asli, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memanfaatkan pengetahuan ini dalam upaya menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan. Dengan memadukan pengetahuan asli dengan teknologi modern, kita dapat menciptakan sistem perikanan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.