Seorang admiral angkatan laut bintang empat Amerika Serikat yang sudah pensiun telah ditangkap atas tuduhan bahwa ia setuju untuk memberikan kontrak pemerintah kepada sebuah perusahaan sebagai imbalan untuk pekerjaan di masa depan dengan perusahaan tersebut. Adm Robert Burke, yang menjabat sebagai wakil kepala operasi angkatan laut hingga 2022, bisa dihukum hingga 30 tahun penjara jika dinyatakan bersalah atas tuduhan suap, kata jaksa penuntut. Pria berusia 62 tahun ini tidak memberikan pledo formal selama penampilan pengadilan awalnya di Miami, Florida, pada Jumat. Dua eksekutif bisnis dari perusahaan – yang hanya diidentifikasi sebagai Perusahaan A – juga ditangkap. Mereka masing-masing bisa dipenjara hingga 20 tahun. “Seperti yang dijelaskan dalam surat dakwaan, Admiral Burke menggunakan kantornya di publik dan status bintang empatnya untuk keuntungan pribadinya,” kata Jaksa Agung AS Matthew M Graves dalam sebuah pernyataan pada Jumat. “Hukum tidak membuat pengecualian untuk admiral atau CEO. Mereka yang memberi dan menerima suap harus dipertanggungjawabkan. Urgensinya paling besar ketika, seperti dalam kasus ini, pejabat pemerintah senior dan eksekutif senior diduga terlibat dalam korupsi,” tambahnya. Adm Burke – yang mengawasi operasi angkatan laut di Eropa, Rusia, dan Afrika dari 2020-22 – dituduh melakukan suap dan persekongkolan untuk melakukan suap, serta melakukan tindakan yang mempengaruhi kepentingan keuangan pribadi serta menyembunyikan fakta material dari AS. Saat pensiun, Adm Burke adalah perwira tertinggi kedua di Angkatan Laut AS. Pengacaranya dikutip oleh Associated Press mengatakan bahwa kliennya akan memberikan pledo tidak bersalah selama persidangannya. Kedua eksekutif perusahaan – Yongchul “Charlie” Kim, 50 tahun, dan Meghan Messenger, 47 tahun – dituduh melakukan suap dan persekongkolan untuk melakukan suap. Jaksa penuntut mengatakan bahwa mereka ikut serta dalam rencana di mana perusahaan setuju untuk mempekerjakan Adm Burke setelah pensiunnya pada 2022 dengan gaji tahunan sebesar $500,000 (£393,000) dan pemberian 100,000 opsi saham. Mereka menyatakan bahwa sebagai imbalannya, Adm Burke memberikan kontrak senilai $355,000 kepada perusahaan untuk melatih personel Angkatan Laut pada 2021 – hanya dua tahun setelah perusahaan kehilangan kontrak pelatihan navinya sebelumnya. Jaksa penuntut mengatakan bahwa Adm Burke memberikan kontrak tersebut setelah bertemu dengan Mr Kim dan Ms Messenger di Washington DC, meskipun mereka telah diperintahkan oleh pejabat angkatan laut untuk tidak menghubunginya. Petugas dari Defense Criminal Investigative Service (DCIS), Naval Criminal Investigative Service (NCIS), dan Kantor Wilayah Washington FBI terus menyelidiki kasus ini, tambahnya.