Perang Gaza: Pertempuran Berlanjut Saat Pasukan Israel Memperkuat Operasi di Jabalia dan Rafah.

Wafa juga mengatakan bahwa telah terjadi serangan artileri yang sangat brutal di lingkungan Zeitoun, di kota Gaza bagian timur, di mana pasukan Israel mundur pada hari Rabu setelah operasi enam hari terpisah.

IDF mengatakan bahwa pasukan telah “menghilangkan puluhan teroris dalam pertempuran dan serangan udara, menghancurkan infrastruktur teroris, dan menemukan banyak senjata”.

Warga Zeitoun memberitahu program Gaza Today BBC Arabic bahwa banyak dari mereka terpaksa mengungsi karena intensitas serangan dan pertempuran.

“Masalah terbesar yang kami hadapi di Zeitoun adalah tidak adanya ambulans atau tim penyelamat sipil yang datang ke sini. Jadi, jika anak anda terluka, dia akan terus mengalami pendarahan di depan mata anda sampai dia mati,” kata Atef al-Mashalti.

“Hal seperti ini membuat setiap ayah merasa tidak berdaya. Rasa takut telah merasuki anak saya sampai-sampai dia harus mengulangi Syahadat [penyataan keimanan Islam] menanti kematian setiap saat.”

Pada malam Selasa, pasukan Pertahanan Sipil Hamas di Gaza mengatakan telah menemukan lima jenazah, termasuk seorang wanita dan anaknya, dalam dua serangan udara Israel di Sheikh Radwan dan bagian lain dari kota Gaza.

IDF mengatakan pesawat telah menyerang sekitar 80 “sasaran teroris” di seluruh Gaza dalam sehari terakhir, termasuk kamp militer dan fasilitas penyimpanan senjata.

Israel mengurangi operasi militer di bagian utara pada bulan Januari setelah menyatakan bahwa mereka telah “membongkar” batalyon Hamas di sana. Namun hal tersebut meninggalkan vakum kekuasaan di mana kelompok tersebut berhasil membangun kembali.

Sebanyak 300.000 orang yang terjebak di daerah yang hancur juga sedang mengalami “kelaparan total” karena kurangnya pengiriman bantuan, menurut kepala Program Pangan Dunia.

Israel mengatakan bahwa mereka perlu mengirim pasukan ke Rafah, di bagian selatan, karena batalyon terakhir Hamas berada di sana bersama dengan para pemimpin kelompok dan sandera yang masih hidup.

PBB dan kekuatan Barat telah memperingatkan bahwa serangan darat penuh bisa menyebabkan korban warga sipil massal dan bencana kemanusiaan.