Serangan udara Israel pada hari Sabtu pagi menghantam kompleks sekolah di Gaza Utara tempat warga Palestina yang terlantar mencari perlindungan, menewaskan lebih dari 90 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Dinas darurat Civil Defense dan juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Medhat Abbas, mengatakan serangan tersebut terjadi ketika lebih dari 200 orang berkumpul sebelum matahari terbit di sebuah aula doa untuk ibadah. Baik Civil Defense maupun kementerian menyatakan lebih dari 90 orang tewas.
Juru bicara Civil Defense, Mahmoud Basal, mengatakan 11 anak-anak dan enam wanita termasuk dalam korban tewas, dan banyak orang terluka parah. Angkatan bersenjata Israel tidak memberikan jumlah korban tewas, namun mempertanyakan klaim otoritas Gaza. Jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen.
Lebih dari 2.000 warga Palestina yang terlantar mencari perlindungan di kompleks – sekolah Al-Tabaeen di lingkungan Al-Daraj – saat serangan terjadi, kata dinas darurat sipil.
Serangan udara menghantam dua lantai, salah satunya digunakan untuk ibadah bersama dan yang lainnya untuk perlindungan wanita dan anak-anak, kata Mr. Basal. Dia mengatakan aula doa di kompleks sekolah telah digunakan untuk ibadah sejak awal perang berusia 10 bulan.
Serangan ini “harus membuat seluruh dunia berhenti sejenak untuk menghentikan perang gila di Gaza,” kata Mr. Basal.
Belum jelas apakah ada korban jiwa yang merupakan pejuang. Angkatan bersenjata Israel mengatakan bahwa Hamas menyusup di antara warga sipil untuk menggunakan mereka sebagai perisai manusia, sebuah pembelaan umum oleh Israel saat menghadapi kecaman global atas jumlah korban jiwa perang yang besar. Para ahli hukum internasional telah mengatakan bahwa Israel tetap memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga sipil.