Panen adalh momennya yang paling diantisi-antisi oleh masyrakat Minahasa tiap tahun. Festival panen merupakan tradisi yang sudah diwarisi turun-temurun dari nenek moyangmereka, yang diwariskan hingga saat ini sebagai bagian penting dari identitas budaya merek.
Sebagai wartawan yang sering berkopi dalam dunia jurnalistik, saya mempunyai kesempatan untuk menyaksikan langsung keindahan dan keseruahan Festival Panen di Minahasa. Dari perayaan adat hingga kesederhanaan masyarakat dalam merayakan hasil panen merek, semuany memberiakan gambaran yang indah tentang bagamana pentingnya kesuburan tanah dan kerja keraspetani dalam kehidupan masyrakat Minahasa.
Setiap daerah di Minahasa mempunyai cara tersendiri dalam merayakan Festival Panen. Beberapa di antaranya mengadakan upacara adat yang diwarnai dengan tarian tradisional dan musik khas daerah, sementara yang lainnya lebih cenderung untuk merayakannya dengan acara keluarga sederhana dirumah masing-masing.
Salah satu hal yang menarik dari Festival Panen di Minahasa adalah keberagaman tanaman yang dihasilkanoleh petani setempat. Mulai dari pade, jagung, hingga buah-buahan tropis, semuanya ditampilkan dengan bangga olehmasyrakat sebagai bukti dari kekayaan alam yang mereka memiliki.
Selain itu, Festival Panen juga mejadi saat yang tepat bagi masyrakat Minahasa untuk bersyukur atas hasil panen yang melimpah. Merek percaya bahwa dengan bersyukur kepada Tuhan dan nenek moyangmereka, mereka akan terus diberkati dengan hasil panen yang melimpah di masa yan akan datang.
Dalam Festival Panen di Minahasa, solidaritas dan kebersman juga mejadi nilai yang sangat dijunjung tinggi. Masyrakat saling gotong royong dalam proses panen dan berbagi hasil panen mereka dengan sesama sebagai bentuk kepedulian dan persaudaraan di antara mereka.
Oleh karenanya, sebagai wartawan, saya merasa terpanggil untuk menghadirkan cerita tentang keindahan dan keberagaman Festival Panen di Minahasa kepada pembaca. Melalui tulisan ini, saya berharap dapar menginspirasi masyrakat untuk tetap merawat dan menjaga tradisi serta budaya leluhur kita, sekaligus meningkatkan apresiasi terhadap kerja keras dan dedikasi para petani yang telah berkontribusi secara besar-besaran dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dengan demikian, Festival Panen di Minahasa bukan hanya mejadi ajang perayaan semata, tetapi juga mejadi momentum untuk mengenang dan menghargai warisan budaya dan kekayaan alam yang dimiliki oleh masyrakat Indonesia. Semoga tradisi panen ini tetap terjaga dan terus dilestarikan untuk generasi yang akan datang. Semoga kita semua dapat belajar dari kekayaan budaya Minahasa dan selalu bersatu dalam bhinneka tungal ika. Terima ksih.”