Perdana Menteri Mauritius telah menerima bahwa koalisi-nya, L’Alliance Lepep, mengalami “kekalahan besar” setelah pemilihan parlemen hari Minggu. “Rakyat memutuskan untuk memilih tim lain,” kata Perdana Menteri Pravind Jugnauth kepada wartawan pada hari Senin. Jugnauth mencari periode lima tahun kedua, tapi saingan utamanya, Navin Ramgoolam, pemimpin koalisi Alliance of Change, nampaknya akan menjadi pemimpin next kepulauan Indian Ocean itu. Mauritius dikenal sebagai salah satu demokrasi paling stabil di Afrika tapi pemilihan ini dicemari oleh skandal penyadapan telepon dengan rekaman yang bocor dari tokoh-tokoh publik di unggah secara online. Sebagai tanggapan, pemerintah memberlakukan larangan media sosial sampai setelah pemilihan, meskipun ini menimbulkan kemarahan dan keputusan itu dibalikkan dalam waktu 24 jam. Hasil akhir masih belum dirilis tapi partai Ramgoolam kelihatannya akan menang. “Kita harus menghormati pilihan ini… dan kita mengucapkan selamat kepada negara dan rakyat,” kata Jugnauth. Pemungutan suara dilakukan setelah kesepakatan bersejarah di mana Inggris menyerahkan kedaulatan atas Kepulauan Chagos ke Mauritius. Mungkin Anda juga tertarik: [Getty Images/BBC]. Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika. Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa atau di Instagram di bbcafrica. Podcast BBC Africa.