Persaingan sengit untuk tank generasi berikutnya di Eropa mengambil bentuk

Sejumlah desain tank baru sedang muncul dari meja gambar Eropa. Banyak di antaranya merupakan alternatif untuk tank pan-Eropa yang direncanakan oleh Prancis dan Jerman. Tank pan-Eropa ini dihadapi tekanan dalam negeri untuk mendukung proyek-proyek nasional yang menguntungkan tenaga kerja sebuah negara. Selama bertahun-tahun, pasar tank Eropa cukup stabil. Leopard 2 milik Jerman adalah model yang paling umum di tentara Eropa, dengan Inggris, Prancis, dan Italia memproduksi sejumlah kecil model asli untuk tentara mereka sendiri. Namun, sejumlah desain tank baru sedang muncul dari meja gambar Eropa. Hal ini sebagian dipicu oleh perang di Ukraina, yang telah menyaksikan pertempuran lapis baja paling intens di Eropa sejak tahun 1945. Namun, hal ini juga mungkin mencerminkan kurangnya keyakinan terhadap Main Ground Combat System, sebuah proyek bersama antara Prancis dan Jerman untuk mengembangkan tank tempur utama pada tahun 2040. “Tampaknya setiap mitra industri sedang mengerjakan alternatif mereka sendiri untuk MGCS,” kata Léo Péria-Peigné, seorang pakar pertahanan Prancis, kepada Business Insider. Eropa memiliki anggaran pertahanan yang sudah terbebani oleh kebutuhan untuk mengisi ulang stok senjata dan amunisi yang terkuras, mengirim aliran senjata dan amunisi yang konstan ke Ukraina, serta membangun kapasitas manufaktur untuk memproduksi semua senjata ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada cukup uang untuk semua desain tank yang beragam ini. Namun, malapetaka yang menimpa MGCS juga mengilustrasikan masalah yang selalu mengganggu proyek pertahanan bersama Eropa: ketegangan antara menghemat uang melalui pengembangan bersama, versus tekanan dalam negeri untuk mendukung proyek-proyek nasional yang menguntungkan produsen dan tenaga kerja nasional. Jika MGCS harus ditinggalkan, hal itu akan menjadi pertanda buruk bagi Future Combat Air System, sebuah proyek Prancis-Jerman-Spanyol untuk mengembangkan pesawat tempur generasi keenam serta pesawat tempur udara. “Meninggalkan MGCS akan menjadi beban lebih bagi Prancis daripada bagi Jerman, karena Jerman tidak membutuhkan Prancis untuk membangun tank baru,” kata Péria-Peigné. “Berbeda dengan FCAS, di mana Prancis bisa melakukannya sendirian secara teknis tetapi kekurangan dana untuk mengembangkannya sendirian.”