Perusahaan energi Jerman Uniper mengumumkan pada hari Rabu bahwa sebuah tribunal telah memberikan ganti rugi lebih dari 13 miliar euro (sekitar $14 miliar) karena gas yang tidak dipasok oleh Gazprom dari Rusia sejak 2022. Uniper mengatakan tribunal arbitrase yang berbasis di Stockholm juga memutuskan pada tanggal 7 Juni bahwa perusahaan memiliki hak untuk mengakhiri kontrak pasokan gas jangka panjang dengan Gazprom Export yang dimiliki oleh negara, dan kini secara resmi mengakhiri hubungan tersebut. Pemerintah Jerman telah melakukan nasionalisasi terhadap Uniper pada akhir tahun 2022 setelah Rusia memotong pasokan gas ke negara tersebut. Sebelum invasi Ukraina oleh Rusia, perusahaan tersebut membeli sekitar setengah dari gasnya dari Rusia, yang mulai memotong pengiriman ke Jerman pada bulan Juni 2022 dan berhenti memasok gas sama sekali pada musim panas berikutnya. Uniper mengalami kerugian besar akibat pemotongan tersebut karena terpaksa membeli gas dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi untuk memenuhi kewajiban kontrak pasokannya, dan mengumumkan pada bulan November 2022 bahwa telah memulai proses terhadap Gazprom di tribunal di Stockholm. Uniper mengatakan putusan dari tribunal tersebut bersifat mengikat secara hukum dan final, namun menandakan bahwa diragukan apakah kompensasi tersebut akan benar-benar dibayarkan. “Setiap jumlah akan mengalir ke pemerintah federal Jerman,” kata CEO Michael Lewis dalam sebuah pernyataan. “Dari perspektif hari ini, belum jelas apakah jumlah yang signifikan dapat diharapkan.” Beberapa kontrak Uniper dengan Gazprom masih akan berlaku hingga pertengahan tahun 2030an jika tidak diakhiri. Pada tahun 2022, Gazprom menyebut masalah teknis sebagai alasan pengurangan aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 di bawah Laut Baltik, sebuah penjelasan yang ditolak oleh pejabat Jerman sebagai tindakan politik menyusul invasi Ukraina.