Para pelajar bentrok dengan polisi selama protes terkait sistem kuota kontroversial untuk pelamar pekerjaan pemerintah di Dhaka, Bangladesh pada tanggal 18 Juli. Yang disusul dengan pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina setelah puluhan ribu demonstran berkumpul di ibu kota Dhaka menuntut pengundurannya. Hal ini mengikuti berbulan-bulan protes terkait kuota pekerjaan yang menyebabkan bentrokan antara para demonstran dan pendukung partai pemerintah, serta beberapa insiden kebrutalan polisi. Jumlah korban tewas dari tindakan keras ini mencapai ratusan, dan memicu tuntutan untuk pengunduran diri Hasina. Pada waktu Senin malam, panglima tentara negara itu, Waker-Uz-Zaman dalam sebuah pengumuman di televisi mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara. Ia meminta perdamaian dan menjanjikan keadilan bagi keluarga korban yang tewas. Sembari kabar pengunduran diri Hasina menyebar, para demonstran bergembira menyerbu kediamannya dan merampok perabotan rumah seperti meja, TV, dan ikan. Beberapa juga merusak patung ayahnya, Sheikh Mujibur Rahman, yang lebih dikenal sebagai ‘ayah bangsa’ karena memimpin kemerdekaannya dari Pakistan pada tahun 1971. Hasina dan Partai Liga Awamnya telah memerintah Bangladesh sejak 2009. Meskipun negara itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang sehat selama periode ini, kritikus menuduhnya memanipulasi pemilihan dan menindas lawan politiknya. Pada Senin malam, banyak media India melaporkan bahwa dia telah terbang ke New Delhi dan akan mencari suaka politik di London.