Perdana Menteri Malaysia menuduh platform media sosial berbasis AS sebagai ‘pengecut’ dan bertindak atas nama Israel.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah menuduh Meta sebagai “pengecut” setelah perusahaan media sosial tersebut menghapus posting Facebook-nya mengenai pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Malaysia adalah pendukung perjuangan Palestina, dan Anwar telah berkali-kali mengutuk perang Israel di Gaza dan tindakan mereka di Tepi Barat yang diduduki.
Setelah pembunuhan Haniyeh di Iran, pemimpin Malaysia memposting rekaman video panggilan teleponnya dengan pejabat Hamas untuk memberikan belasungkawa, yang kemudian dihapus oleh perusahaan milik miliarder AS Mark Zuckerberg.
Posting serupa yang dipublikasikan di akun Instagram Anwar juga dihapus oleh Meta, yang memiliki aplikasi media sosial berbagi foto dan video.
“Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: berhentilah menampilkan pengecutan ini dan berhentilah bertindak sebagai alat rezim Israel zionis yang menindas,” kata Anwar seperti yang dikutip oleh agensi berita negara Bernama pada hari Kamis.
Penghapusan posting diiringi dengan keterangan, “Individu dan organisasi berbahaya.”
Anwar, yang bertemu dengan Haniyeh di Qatar pada bulan Mei, mengatakan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan kepemimpinan politik Hamas tetapi tidak memiliki kaitan dalam level militer.
Haniyeh juga pernah mengunjungi Malaysia selama bertahun-tahun sebagai pemimpin politik Hamas.
Tidak ada tanggapan langsung dari Meta.
Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan penjelasan telah diminta dari Meta dan tidak jelas apakah posting itu secara otomatis dihapus atau dihapus setelah adanya keluhan.
Meta telah menetapkan Hamas, gerakan Palestina yang memerintah Gaza, sebagai “organisasi berbahaya” dan melarang konten yang memuji kelompok tersebut. Mereka juga menggunakan kombinasi deteksi otomatis dan tinjauan manusia untuk menghapus atau memberi label visual grafis.
Malaysia sebelumnya telah mengeluh kepada Meta mengenai penghapusan konten, termasuk liputan media mengenai pertemuan terakhir Anwar dengan Haniyeh, yang kemudian dipulihkan.
Pada saat itu, Meta mengatakan bahwa mereka tidak sengaja menekan suara di Facebook dan tidak membatasi konten yang mendukung Palestina.
Malaysia selama ini telah mengadvokasi solusi dua negara dalam konflik antara Israel dan Palestina.