Kekerasan telah mengguncang U.K. karena kerusuhan yang dipimpin oleh kelompok sayap kanan telah melanda beberapa kota di seluruh negara, menyebabkan hampir 150 penangkapan, menurut pejabat. Kerusuhan ini dipicu oleh kelompok sayap kanan yang memanfaatkan serangan pisau yang menewaskan tiga gadis muda di pesta dansa bertema Taylor Swift pada 29 Juli di Southport, sekitar 20 mil sebelah utara Liverpool. Para demonstran yang segera menjadi kekerasan turut dimotivasi oleh desinformasi yang disebarkan online oleh komentator sayap kanan yang salah mengklaim bahwa tersangka dalam serangan penusukan adalah seorang imigran Muslim ilegal. Selama berlangsungnya kerusuhan, polisi anti huru-hara membantu penjagaan di sekitar hotel dan daerah sekitarnya. Misalnya, di kota Rotherham, sebuah massa orang menyerbu sebuah hotel yang sedang dihuni oleh para pencari suaka. Kekerasan ini terjadi “diluar keberadaan polisi,” tambah polisi. Menurut laporan South Yorkshire Fire and Rescue, beberapa kebakaran kecil terjadi, tetapi petugas berhasil memadamkannya secara cepat. Di Tamworth, Inggris juga terjadi kekerasan. Sementara di Sunderland, beberapa pria Muslim berkumpul untuk melindungi sebuah masjid setempat dari serangan. Penasihat kepolisian mengatakan bahwa kenaikan “ekstremis” adalah suatu hal yang patut dikhawatirkan. Prime Minister Starmer telah melakukan pertemuan krisis pada hari Sabtu bersama pemerintahnya untuk membahas tindakan-tindakan antisipasi kekerasan. Axel Muganwa Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun asal Banks, sebuah desa pesisir di Lancashire, dekat Southport, ditangkap atas dugaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan, kata polisi. Terduga tersebut dilahirkan di Cardiff, Wales, kata polisi.