Seorang prajurit Mesir tewas dalam insiden yang melibatkan pasukan Mesir dan Israel di area perbatasan dekat Rafah. Kedua militer Mesir dan Israel sedang menyelidiki kejadian tersebut. Media Israel melaporkan adanya pertukaran tembakan, namun sedikit detail lain yang tersedia dan tidak ada laporan korban dari pihak Israel. Ketegangan antara Mesir dan Israel meningkat sejak pasukan Israel menguasai sisi Gaza dari perlintasan Rafah tiga minggu yang lalu sebagai bagian dari serangan mereka terhadap Hamas.
Mesir adalah pendukung kuat Palestina dan telah mengutuk kampanye militer Israel di Gaza serta pembunuhan ribuan warga sipil oleh Israel dalam perang tersebut. Mesir merupakan negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel 45 tahun yang lalu dan, meskipun terjaga, hubungan antara kedua belah pihak seringkali berjalan dingin. Insiden mematikan antara pasukan Mesir dan Israel jarang terjadi, namun.
Beberapa jam sebelum penembakan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan Israel di Rafah yang menewaskan setidaknya 45 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Mesir menuduh Israel melakukan “penargetan terhadap warga sipil tak berdaya”. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa serangan itu telah membunuh dua pejabat senior Hamas dan bahwa mereka sedang meninjau laporan bahwa warga sipil terluka akibat serangan dan api yang ditimbulkannya.
Seperti Israel, Mesir telah menjaga blokade di perbatasannya dengan Gaza sejak Hamas berkuasa pada tahun 2006. Hamas adalah cabang dari organisasi Muslim Brotherhood yang dilarang sebagai kelompok teroris di Mesir. Mesir, bagaimanapun, tetap menjalin komunikasi dengan Hamas dan bertindak sebagai mediator dalam pembicaraan tidak langsung antara Israel dan kelompok tersebut untuk mencoba mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.