Prancis mengungsikan wisatawan dari Kaledonia Baru yang terkena kerusuhan.

Prancis telah memulai evakuasi wisatawan dari wilayah seberang lautnya, Kaledonia Baru setelah beberapa hari kerusuhan di kepulauan Pasifik tersebut.

Turis Prancis telah dievakuasi ke Australia dan Selandia Baru dengan pesawat militer pada Sabtu, stasiun berita BMFTV melaporkan. Mereka kemudian akan pulang dengan penerbangan komersial.

Keadaan darurat telah berlaku di Kaledonia Baru sejak minggu lalu setelah gelombang kerusuhan yang menyebabkan tujuh orang tewas dan ratusan ditahan.

Prancis telah mendeploy tambahan pasukan keamanan ke kepulauan tersebut. Australia dan Selandia Baru mulai mengevakuasi warganya lebih awal pekan ini, dengan bandara Nouméa masih ditutup untuk semua penerbangan komersial.

Protes dimulai sebagai respons terhadap rencana reformasi electoral yang akan memberikan warga Prancis hak untuk memilih dalam pemilihan provinsi setelah 10 tahun tinggal di wilayah tersebut.

Populasi pribumi Kanak di Kaledonia Baru, yang telah lama memperjuangkan kemerdekaan, menuduh Paris mendorong reformasi kontroversial tanpa mempertimbangkan perlawanan kuat di kalangan mayoritas penduduk wilayah tersebut.

Ketika berkunjung ke wilayah tersebut pada hari Kamis, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia akan menunda reformasi tersebut sampai situasi mereda dan pembicaraan politik dapat dilanjutkan.

Dalam tiga referendum pada tahun 2018, 2020, dan 2021, penduduk mantan jajahan Prancis itu memilih untuk tetap menjadi bagian dari Prancis. Namun, sejak pemungutan suara terakhir yang boikot oleh kelompok separatis, pembicaraan mengenai status baru telah terhenti.

Wisatawan Australia yang dipulangkan tiba dari Kaledonia Baru di Bandara Internasional Brisbane. Upaya repatriasi pemerintah Australia sedang berlangsung di Kaledonia Baru setelah RAAF diberi izin untuk membawa pulang warganya setelah kerusuhan mematikan. David Clark/COURIER MAIL/dpa