Pada pertemuan PBB, pemimpin Iran mengatakan negaranya ‘siap untuk terlibat’ dalam kesepakatan nuklir jika semua peserta bertindak ‘dengan itikad baik’.”
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa dia ingin membuka bab “konstruktif” dalam hubungan internasional negaranya dan bahwa Tehran ‘siap untuk terlibat’ dengan Barat mengenai program nuklirnya.
Dalam pidatonya pertama di pertemuan tahunan pemimpin dunia PBB pada hari Selasa, Pezeshkian juga keras mengkritik Israel atas apa yang ia sebut sebagai “genosida di Gaza” dan “kekejaman”, “kejahatan terhadap kemanusiaan” dan “barbarisme putus asa” dalam perang terhadap wilayah Palestina serta serangan terhadap Lebanon.
“Saya bertujuan untuk meletakkan dasar yang kuat bagi masuknya negara saya ke dalam era baru, memposisikan untuk memainkan peran yang efektif dan konstruktif dalam tatanan global yang berkembang,” ujar Pezeshkian kepada PBB.
“Kami mencari perdamaian untuk semua dan tidak bermaksud berkonflik dengan negara manapun … Iran menentang perang dan menekankan perlunya penghentian segera konflik militer di Ukraina,” ujar Pezeshkian.
“Kami siap untuk berinteraksi dengan peserta kesepakatan nuklir 2015. Jika komitmen kesepakatan dilaksanakan sepenuhnya dan dengan itikad baik, dialog mengenai masalah lain dapat mengikuti,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Pezeshkian juga mencermati rakyat Amerika, daftar dari Iran termasuk sanksi pahit yang dikenakan oleh Amerika Serikat pada Iran dan pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani pada tahun 2020 dalam serangan drone AS saat masa kepresidenan Donald Trump.
AS, di bawah Trump, meninggalkan pakta nuklir 2015 antara Tehran dan enam kekuatan dunia pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran. Upaya sejak itu untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut telah gagal.