Presiden Palestina Mahmoud Abbas diperkirakan akan memberikan pidato di parlemen Turki di ibu kota Ankara pada hari Kamis. Abbas tiba di Turki pada hari Rabu, sehari setelah ia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Abbas mengadakan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada hari Rabu di Ankara untuk membahas perang Gaza yang sedang berlangsung, demikian diumumkan oleh kantor komunikasi Erdoğan di platform media sosial X. Kedua presiden mendiskusikan “langkah-langkah yang perlu diambil untuk gencatan senjata permanen” di Gaza, antara lain, kata kantor tersebut. Pernyataan tersebut juga menuduh Israel melakukan “pembantaian” di Gaza. Abbas menyerukan gencatan senjata segera dan penarikan Israel secara komplit dari Jalur Gaza, seperti dilaporkan oleh agensi berita Palestina Wafa. Abbas, yang berusia 88 tahun, adalah presiden Otoritas Palestina (PA) dan ketua Fatah. Dia memiliki sedikit dukungan di kalangan penduduk Palestina. Sementara itu, putaran negosiasi yang menentukan untuk gencatan senjata di Gaza diharapkan dimulai di Qatar pada hari Kamis. Kelompok Palestina Islam Hamas mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan tersebut tetapi bersedia untuk mendapat informasi setelahnya tentang poin-poin yang didiskusikan. Hamas bertanggung jawab atas pembantaian pada 7 Oktober di Israel, yang memicu perang saat ini. Fatah dan Hamas adalah dua organisasi Palestina terbesar dan saingan yang tajam. Pada tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina. Tahun berikutnya, mereka merebut kendali Jalur Gaza dengan kekerasan dan mengusir Fatah dari daerah tersebut. Sejak saat itu, Abbas de facto hanya berkuasa di Tepi Barat.