Prospek.6 Menegaskan New Orleans Sebagai Pelopor Bagi Dunia, Baik dan Buruk

Karya seni Didier William di Historic New Orleans Collection sebagai bagian dari Prospect.6. Foto oleh Alex Marks.
Apa yang bisa diajarkan New Orleans kepada dunia?

Kurator-kurator Prospect, trienal seni kota ini, melihat New Orleans sebagai petanda, perwakilan apa yang akan datang. Melalui karya-karya yang baru diresmikan dari lebih dari 50 seniman lokal dan internasional yang tersebar di kota, penyelenggara acara Miranda Lash dan Ebony G. Patterson mengesampingkan “Masa Depan Hadir, Petandanya Berada di Rumah” – judul untuk edisi keenam Prospect.

New Orleans sebagai titik awal global untuk mengkaji masa depan kolektif kita terkait dengan perubahan iklim, warisan kolonialisme, dan definisi kepemilikan dan rumah. New Orleans sebagai mikrokosmos dunia. New Orleans di garis depan tingkat air laut yang meningkat, badai tropis yang lebih kuat, dan kerusakan ekologis. New Orleans terus mempertanggungjawabkan karakteristik busuk pendiriannya dan apa yang dihasilkannya selama berabad-abad. Mungkin bencana terbesar abad ke-21 di luar pintunya (perubahan iklim), bencana terbesar abad-abad sebelumnya di belakang (kolonialisme).

Masa depan umat manusia terungkap setiap hari di New Orleans – masa depan hadir. Arah umat manusia akan diramalkan di sana – petandanya ada di rumah.

“Apa artinya berpikir tentang New Orleans sebagai tempat global, bukan lokal, karena itu adalah global,” Patterson mengatakan pada Januari 2024 dalam konferensi pers di New York memperkenalkan Prospect.6. “Saya datang ke New Orleans dan saya berpikir, ‘Saya mengenal tempat ini. Tempat ini tampak akrab bagi saya.’ Apa artinya kemudian untuk men-decenter New Orleans dari narasi Amerika Utara dan untuk merecenter-nya, karena New Orleans sering dibahas sebagai kota mayoritas minoritas. Itu hanya minoritas dalam konteks ini (Amerika). New Orleans sebenarnya adalah kota global mayoritas karena sebagian besar mencerminkan cara sebagian besar dunia diduduki dan hidup karena sebagian besar dunia diduduki oleh orang berkulit warna.”
Patterson lahir di Kingston, Jamaika.

“Meskipun kami merayakan dan membicarakan bagaimana New Orleans unik, kami juga ingin menyitunya dalam percakapan dengan wilayah lain di dunia yang mengalami hal serupa, khususnya dekat dengan efek perubahan iklim, dianggap sebagai lokasi ekstraksi, berputar di sektor ekonomi pariwisata, harus merenung dengan mendalam dengan sejarahnya sendiri dengan cara yang rumit, tetapi juga berlandaskan pada kehidupan dan komitmennya terhadap budaya dan komunitas,” Lash mengatakan dalam acara yang sama.

Apa yang bisa diajarkan New Orleans kepada dunia?

Tinggalkan komentar