Orang-orang telah berdemonstrasi di seluruh dunia sebagai respon terhadap serangan militer mematikan Israel di Lebanon dan Gaza. Protes solidaritas juga telah diorganisir menentang pembunuhan pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah.
Para demonstran mengungkapkan kemarahan dan menuntut akhir dari kekerasan Israel di Gaza, menjelaskan situasi sebagai “genosida” dan menuntut tindakan global.
Israel telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina sejak meluncurkan serangannya pada Oktober 2023. Israel memulai perang setelah lebih dari 1.100 orang tewas dalam serangan oleh kelompok Palestina yang dipimpin oleh Hamas.
Rakyat Palestina telah berjuang melawan pendudukan Israel atas tanah mereka selama beberapa dekade. Bulan ini, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi yang menyerukan Israel mengakhiri pendudukan. Resolusi itu datang sebulan setelah Mahkamah Internasional memutuskan bahwa keberadaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal dan harus segera diakhiri.
Ratusan orang berunjuk rasa dari Odenplan ke Kedutaan Besar Israel di Stockholm, mengibarkan bendera Palestina dan Lebanon.
“Tangan jauh dari Lebanon” dan “Bebaskan Palestina” mengisi udara. Seniman dan aktivis Swedia Samuel Girma menyebut Israel sebagai “negara teroris” dan mendesak untuk memboikot perdagangan dengan Israel menyusul “serangan teror di Beirut dan Lebanon”.
Dokter Swedia Uno Horn mengutuk operasi Israel. “Mereka membunuh anak-anak,” kata Horn. “Ini bukan perang; ini serangan teror.”
Protes serupa terjadi di Helsinki, di mana para demonstran menuntut akhir segera dari operasi Israel di Lebanon.
Di Paris, para pengunjuk rasa berkumpul di dekat Fountain Innocents, memegang spanduk yang bertuliskan “Akhiri genosida di Gaza” dan “Boikot Israel”.
Banyak dari mereka mengenakan kafia dan membawa gambar jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh, yang tewas oleh pasukan Israel pada tahun 2022.
Sementara itu, yang diorganisir oleh Komite Aksi Palestina, para demonstran berunjuk rasa dari Stasiun Metro Levent ke Konsulat Israel di Istanbul, sambil bersorak: “Israel Pembunuh, keluar dari Palestina” dan “Israel Pembunuh, keluar dari Lebanon”.
Sambil membawa bendera Palestina besar, mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan: “Israel Genosida akan dimintai pertanggungjawaban, rakyat Palestina dan Lebanon yang memperlawan akan menang.”
Protes juga diorganisir di Kashmir yang dikelola India menentang pembunuhan pemimpin Hezbollah.
Para pengunjuk rasa mendorong pemerintah mereka untuk menghentikan kesepakatan senjata dengan Israel dan menentang kekerasan yang terus meningkat.