Ratusan orang telah turun ke jalan-jalan di Prancis untuk memprotes keputusan Presiden Emmanuel Macron untuk menunjuk Michel Barnier dari partai tengah-kanan sebagai perdana menteri.
Penunjukan Michel Barnier sebagai PM telah memicu protes di berbagai kota di Prancis, dengan partai kiri menuduhnya mencuri pemilihan legislatif.
Protes dilakukan di Paris serta di kota lain termasuk Nantes di barat, Nice dan Marseille di selatan, dan Strasbourg di timur.
Kamis lalu, Macron menamai Barnier, yang berusia 73 tahun, sebagai perdana menteri, setelah pemilihan legislatif yang menghasilkan parlemen yang terbagi menjadi tiga blok.
Para demonstran marah pada Macron dan beberapa meminta pengunduran dirinya.
“Demonstran berkumpul di Paris, Prancis [Benoit Tessier/Reuters]
Dalam wawancara pertamanya sebagai kepala pemerintahan, Barnier mengatakan bahwa pemerintahannya, yang tidak memiliki mayoritas jelas, akan mencakup konservatif, anggota kubu Macron, dan dia berharap beberapa dari kiri.
Dia menghadapi tugas menantang dalam mencoba mendorong reformasi dan anggaran 2025, karena Prancis mendapat tekanan dari Komisi Eropa dan pasar obligasi untuk mengurangi defisitnya.
Al Jazeera’s Natacha Butler, melaporkan dari Paris, mengatakan para demonstran percaya bahwa Macron memberi kesempatan bagi partai sayap kanan jauh untuk menjadi lebih kuat di lanskap politik Prancis.
“Pengumuman Barnier dilakukan tanpa seleksi, namun begitu situasinya kacau kabar pun tersebar. Ini adalah kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh negara ini untuk menunjukkan bahwa Macron adalah tokoh pemimpin yang bisa diandalkan di tengah krisis ekonomi dan politik ini”, kata nya.