Operasi Israel untuk menyelamatkan empat sandera di kota Nuseirat di tengah Gaza pada hari Sabtu memicu serangan udara berat dan operasi darat yang menewaskan lebih dari 200 orang, menurut dua petugas rumah sakit di area tersebut. Para penduduk di sana mengatakan bahwa itu adalah serangan terberat yang mereka ingat selama delapan bulan perang. Seorang petugas rumah sakit mengatakan bahwa Israel menyerang pasar ramai, dan rekaman video dari setelah serangan menunjukkan mayat-mayat berlumuran darah di tanah di pasar yang terkena serangan. Rekaman video lainnya menunjukkan orang-orang berlari mencari perlindungan saat serangan udara yang dahsyat meledak di dekat mereka. Dr. Khalil Daqran, juru bicara Rumah Sakit Pahlawan Al-Aqsa di Deir al-Balah yang berdekatan, dan Marwan Abu Nasser, direktur administratif pelaksana Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, mengatakan bahwa kedua rumah sakit mereka menerima total lebih dari 200 mayat dan banyak dari yang terluka dari serangan pada hari Sabtu. Banyak dari yang tewas adalah wanita dan anak-anak, kata petugas rumah sakit. Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, memperkirakan jumlah korban jiwa berada di bawah 100, tanpa menyebutkan apakah mereka tewas atau terluka atau keduanya. New York Times tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas dan tidak jelas berapa banyak di antaranya adalah warga sipil dan berapa banyak yang merupakan militan Hamas. Beberapa jam kemudian beberapa mayat sudah dimakamkan oleh keluarga mereka sementara yang lain belum diklaim, menurut Dr. Daqran. “Para syuhada yang belum diidentifikasi masih berada di kamar mayat. Sulit untuk mengidentifikasi mereka,” katanya. “Sulit untuk mengidentifikasi mereka karena beberapa syuhada yang tiba tidak lebih dari anggota tubuh yang terpotong dari anak-anak dan wanita dan lanjut usia.” Puluhan ribu penduduk Palestina di Gaza telah melarikan diri ke Nuseirat dalam beberapa pekan terakhir untuk menghindari serangan udara Israel…