Ringkasan Hari Kamis: Pemimpin Baru Indonesia

Prabowo Subianto dipecat dari militer pada akhir 1990-an karena keterlibatannya dalam penyiksaan dan penculikan aktivis pro-demokrasi. Sekarang, dia diproyeksikan akan memenangkan presiden Indonesia.

Hasil dari pemilihan ini memunculkan keraguan akan masa depan Indonesia, negara terpadat keempat di dunia. Prabowo mengatakan bahwa Indonesia tidak memerlukan pemilihan maupun demokrasi. Dia dilarang memasuki Amerika Serikat selama dua dekade karena catatan hak asasinya, dan dia terkait dengan mantan diktator negara itu, Suharto.

Kritikus mengatakan bahwa era kebebasan yang terjadi setelah penggulingan Suharto kini bisa terancam.

Detail: Perhitungan tidak resmi menunjukkan bahwa Prabowo, menteri pertahanan negara tersebut, memiliki keunggulan besar dalam perlombaan tiga kandidat untuk presiden, dengan lebih dari 58 persen suara.

Analisis: Apa yang akhirnya mendorongnya menuju kemenangan adalah dukungan implisit dari presiden saat ini, Joko Widodo, yang putranya adalah pasangan Prabowo.

Iklim: Prabowo mendukung kebijakan yang telah menyebabkan lonjakan pembakaran batu bara, namun juga menciptakan industri baterai listrik. Pendekatannya dalam mengelola sumber daya alam bisa memiliki dampak signifikan dalam pertarungan global melawan perubahan iklim.


Lawan mantan Perdana Menteri Imran Khan mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi, menyisihkan kandidat yang bersekutu dengan Khan dari kekuasaan meskipun mereka memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan minggu lalu.

Pakistan Muslim League-Nawaz, yang didukung oleh militer, mengatakan akan membentuk koalisi dengan Pakistan People’s Party dan lainnya. Shehbaz Sharif, mantan perdana menteri yang dianggap tunduk pada kekuatan militer, akan dinominasikan menjadi pemimpin negara.

Meskipun pendukung Khan akan menjadi oposisi di Parlemen, mereka jauh dari terpinggirkan. Kejutan mereka yang mengejutkan merupakan sindiran tajam bagi jenderal-jenderal di Pakistan. Tuduhan manipulasi suara menjanjikan pertempuran pengadilan yang panjang dan melelahkan untuk menantang hasil tersebut, dan bisa merugikan legitimasi koalisi.


Anggota Partai Republik mengimpeach Alejandro Mayorkas, menteri keamanan dalam negeri Presiden Biden, terkait keamanan di perbatasan dengan Meksiko dan kebijakan imigrasi. Demokrat mengatakan bahwa tuduhan terhadapnya tidak memberikan bukti bahwa dia melakukan tindakan yang bisa diimpeach.

Langkah ini merupakan tuduhan partisan terhadap kebijakan imigrasi Biden: Republik ingin menggunakan lonjakan migrasi selama masa jabatan Biden sebagai senjata politik melawan dia dan Demokrat dalam pemilihan tahun ini. Tuduhan tersebut diperkirakan akan ditolak di Senat.

Analisis: Langkah ini mengancam menurunkan standar untuk pemakzulan, yang sudah turun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa melemahkan alat paling ampuh Kongres untuk menggulingkan penguasa dari kekuasaan menjadi senjata politik semata.