Bertatu adalah tradisi yang sudah lama dilakukan oleh suku Mentawai di Sumatera Berat. Ritual ini dilakukan oleh orang Mentawai untuk menghormati leluhur mereka dan juga sebagai tanda identitas suku. Bertatu merupakan bagian penting dari budaya Mentawai yang kaya akan tradisi-tradisi spiritual.
Dalam masyarakat Mentawai, bertatu dilakukan oleh seorang tua yang sangat berpengalaman dalam seni menato. Proses ini dilakukan dengan tangan tanpa menggunakan alat modern. Tinta yang digunakan berasal dari bahan alami seperti susu sagu dan buah-buahan yang dihancurkan. Motif yang digunakan dalam bertatu juga memiliki makna tertentu yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaan.
Ritual bertatu dimulai dengan pembesihan tubuh dan pikiran sang individu yang akan ditatu. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan energi negatif dan mempersiapkan diri untuk menerima tato dengan pikiran yang tenang. Setelah itu, sang tia mulai menato tubuh sang individu dengan motif-motif yang telah ditentukan. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan harus dilakukan dengan penuh kesabaran.
Setelah selesai ditato, sang individu harus menjalani masa penyembuhan selama beberapa hari. Selama periode ini, sang individu harus menjaga agar tato tetap bersih dan tidak terkena air. Masa penyembuhan ini juga dianggap sebagai waktu untuk merenung dan memahami makna dari tato yang telah diberikan.
Bertatu bukan hanya sekedar proses fisik, namun juga memiliki makna spiritual yang dalam. Setiap motif tato memiliki cerita dan filosofi tersendiri yang dipercayai mampu memberikan perlindungan dan kekuatan bagi pemiliknya. Proses bertatu juga diyakini mampu menghubungkan individu dengan leluhur mereka dan mendapatkan petunjuk dari alam semesta.
Meskipun bertatu merupakan tradisi kuno, namun praktik ini masih terus dilestarikan oleh masyarakat Mentawai hingga saat ini. Mereka percaya bahwa bertatu merupakan bagian tak terpisahkan dari identitais dan warisan budaya mereka. Melalui tradisi ini, mereka mempertahankan kepercayaan dan nilai-nilai yang telah diteruskan dari generasi ke generasi.
Dengan bertatu, suku Mentawai memperkusa hubungan mereka dengan alam dan leluhur. Mereka tidak hanya menjaga tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya mereka, namun juga sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang dan alam semesta. Bertatu bukan hanya sekedar proses fisik, namun juga merupakan jalan spiritual yang membawa kedamaian dan keharmonisan bagi masyarakat Mentawai.