Sedikitnya empat orang tewas dalam serangan di lingkungan Basta, menurut Kementerian Kesehatan. Lima misil Israel telah meratakan sebuah bangunan hunian di daerah padat penduduk di pusat Beirut, seperti dilaporkan media negara, ketika Israel terus melanjutkan serangan terhadap Hezbollah yang telah menewaskan ribuan warga sipil. Beirut, ibu kota, terbangun dengan sebuah pembantaian mengerikan, karena pesawat tempur musuh Israel secara total menghancurkan sebuah bangunan hunian delapan lantai dengan lima misil di Jalan Al-Mamoun di daerah Basta,” laporan Kantor Berita Nasional (NNA) pada Sabtu. Setidaknya empat orang tewas dan 23 terluka dalam serangan tersebut, demikian dilaporkan TV al-Manar Hezbollah, mengutip Kementerian Kesehatan Umum. Melaporkan dari Beirut, Zein Basravi dari Al Jazeera mengatakan serangkaian serangan kuat itu menyebabkan kerusakan luas pada blok-blok apartemen di sekitar bangunan yang hancur. “Ini adalah setidaknya serangan Israel keempat yang dilakukan minggu ini di pusat Beirut,” katanya, menambahkan bahwa ini sesuai pola “serangan berulang, tanpa peringatan, di daerah yang padat penduduk dengan misil yang dimaksudkan untuk menembus dengan dalam”. Ledakan-ledakan mengguncang Beirut sekitar pukul 04.00 pagi (02.00 GMT), dengan sumber-sumber keamanan mengatakan sedikitnya empat bom dilepaskan dalam serangan itu. Tim penyelamat dan paramedis masih berada di lokasi serangan. Sebagian besar serangan militer Israel terhadap Beirut telah menargetkan pinggiran kota selatan, yang dikenal sebagai benteng dukungan untuk Hezbollah. Pada hari Minggu, serangan udara Israel membunuh juru bicara Hezbollah Mohammad Afif di distrik Ras al-Nabaa di pusat Beirut, sementara serangan Jumat lalu di selatan Beirut merusak sebuah gedung 11 lantai.
“Perpindahan paksa
Militer Israel pada hari Sabtu mengeluarkan perintah perpindahan paksa baru untuk warga pinggiran kota selatan Beirut di Al-Hadath, Choueifat, dan el-Aamroussieh. “Anda berada dekat fasilitas dan kepentingan Hezbollah, yang akan dioperasikan oleh [militer Israel] dalam waktu dekat,” kata Avichay Adraee, juru bicara militer berbahasa Arab, di platform media sosial X. Israel tidak selalu memberikan peringatan sebelum melakukan serangan – baik di Lebanon maupun di Gaza – namun seringkali hanya beberapa menit sebelum serangan dilakukan. Banyak perintah ini diberikan tengah malam saat penduduk sedang tidur, atau instruksi-instruksi tersebut menyesatkan. Pada Jumat, Kementerian Kesehatan mengatakan serangan Israel di bagian selatan negara itu menewaskan lima pekerja kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 226 pekerja kesehatan dan pasien telah tewas di Lebanon sejak Israel dan Hezbollah mulai saling berbalas tembakan pada Oktober tahun lalu. Setidaknya 3.645 orang telah tewas dan 15.355 terluka dalam serangan Israel di Lebanon sejak perang di Gaza dimulai.”