Rusia Memasukkan Mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko ke Daftar Dicariannya

FILE – Mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko berbicara selama konferensi persnya di Kiev, Ukraina, Senin, 2 April 2019. Rusia telah menempatkan mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko dalam daftar pencarian mereka, media negara Rusia melaporkan pada hari Sabtu, 8 Juni 2024, dengan mengutip database Kementerian Dalam Negeri. (AP Photo/Efrem Lukatsky, file)

Rusia telah mencantumkan mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko dalam daftar pencarian mereka, media negara Rusia melaporkan, dengan mengutip database Kementerian Dalam Negeri.

Agensi berita negara Rusia Tass mengatakan Tymoshenko tercantum dalam daftar pencarian atas tuduhan kriminal yang tidak terinci.

Dia dilaporkan bergabung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pendahulunya, Petro Poroshenko, dalam daftar yang sama, yang juga mencakup puluhan pejabat dan anggota parlemen dari Ukraina dan negara-negara NATO.

Tymoshenko dan partainya Batkivshchyna (the Fatherland) belum memberikan komentar pada hari Sabtu.

Mediazona, sebuah media berita independen Rusia, melaporkan bahwa baik Zelenskyy maupun Poroshenko telah terdaftar setidaknya sejak akhir Februari.

Di antara yang lain dalam daftar tersebut adalah Kaja Kallas, Perdana Menteri negara anggota NATO dan UE, Estonia, yang keras mendukung bantuan militer yang lebih besar kepada Kyiv dan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.

Pejabat Rusia pada bulan Februari mengatakan bahwa Kallas ingin karena upaya Tallinn untuk menghapus monumen-era Soviet kepada prajurit Tentara Merah di negara Baltik, dalam pembersihan terlambat dari apa yang banyak dianggap sebagai simbol penindasan masa lalu.

Rusia memiliki undang-undang yang mengkriminalisasi “rehabilitasi Nazisme” yang mencakup hukuman terhadap “penghinaan” monumen perang.

Juga dalam daftar Rusia adalah menteri kabinet dari Estonia dan Lituania, serta jaksa Pengadilan Pidana Internasional yang tahun lalu menyiapkan surat perintah untuk Presiden Vladimir Putin atas tuduhan kejahatan perang. Moskow juga menuduh kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, dengan apa yang ia anggap sebagai kegiatan “teroris,” termasuk serangan drone Ukraina pada infrastruktur Rusia.