Rusia tidak menunjukkan niat untuk mengembalikan jasad tawanan perang yang diduga berada di pesawat Il-76 yang jatuh.

Russia tidak menunjukkan kesediaan untuk mengembalikan jenazah dari tawanan perang Ukraina yang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat Il-76 pada 24 Januari, kata juru bicara intelijen militer Ukraina (HUR) Andrii Yusov dalam komentarnya kepada Suspilne, yang diterbitkan pada 30 Januari.

Rusia telah menduga pesawat militer yang jatuh di Oblast Belgorod Rusia pekan lalu dihancurkan oleh pasukan Ukraina dan bahwa pesawat tersebut membawa 65 tahanan Ukraina.

Ukraina telah mempertanyakan narasi Rusia dan menuntut penyelidikan internasional, yang ditolak oleh Moskow.

Yusov mengingatkan bahwa saat ini tidak ada bukti keberadaan tawanan perang di pesawat yang jatuh selain dari klaim Rusia.

“Pada saat ini, tidak ada kesiapan untuk mentransfer jenazah dari pihak mereka (Rusia). Namun, upaya seperti itu terus dilakukan dari pihak kami,” kata Yusov kepada Suspilne.

“Jika kemungkinan terburuk ternyata benar, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mengembalikan para pembela kami.”

Yusov mencatat bahwa mungkin pesawat tersebut membawa baik tahanan maupun amunisi, dengan tawanan perang bertugas sebagai perisai manusia. Pada hari kecelakaan, beberapa media Ukraina melaporkan, mengutip sumber militer, bahwa pesawat tersebut mengangkut rudal S-300.

“Mengingat bahwa pesawat tersebut hanya dimuat sepertiga, berdasarkan versi mereka (Rusia), pasokan lain mungkin telah ada, karena ini adalah tujuan utama pesawat,” kata juru bicara itu.

Kantor Koordinasi Ukraina untuk Penanganan Tawanan Perang mengkonfirmasi bahwa pertukaran tawanan direncanakan pada 24 Januari yang dimaksudkan untuk melibatkan 65 tawanan perang Ukraina. Namun, pejabat Ukraina mengatakan bahwa Rusia tidak memberikan bukti bahwa tawanan ini berada di pesawat yang jatuh.

Kami telah bekerja keras untuk memberikan berita independen dan lokal kepada Anda dari Ukraina. Pertimbangkan untuk mendukung Kyiv Independent.