Sanksi Uni Eropa Menargetkan Gas Alam Cair Rusia untuk Pertama Kalinya

Uni Eropa telah setuju untuk memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi baru terhadap individu dan perusahaan Rusia, demikian yang diumumkan oleh pemerintah Belgia pada hari Kamis. Terutama, sanksi tersebut mencakup langkah-langkah yang bertujuan untuk mempersempit keuntungan Rusia dari penjualan gas alam cair ke anggota Uni Eropa.

Sebagian besar negara-negara Uni Eropa menghentikan impor gas alam yang datang melalui pipa dari Rusia segera setelah invasi penuh Ukraina pada Februari 2022. Namun, blok tersebut telah menahan diri dari memberlakukan sanksi formal terhadap impor gas Rusia, yang menyebabkan banyak negara Uni Eropa memutuskan untuk membeli L.N.G. dari Rusia, yang datang melalui kapal.

Tindakan terbaru ini mencakup langkah-langkah yang menargetkan impor L.N.G. Rusia yang melewati pelabuhan-pelabuhan Uni Eropa dalam perjalanan ke negara-negara lain, yang dikenal sebagai transhipment, kata seorang diplomat senior Uni Eropa yang mengetahui persetujuan tersebut namun berbicara dengan kondisi anonimitas karena sanksi masih memerlukan persetujuan formal.

“Paket ini menyediakan langkah-langkah yang ditargetkan dan memaksimalkan dampak sanksi yang ada dengan menutup celah-celah,” kata pemerintah Belgia, yang memegang presidensi berkala Dewan Eropa, pada platform media sosial X.

Negara-negara di Uni Eropa sebelum invasi tersebut mengimpor 40 persen gas dari Rusia, sebagian besar di antaranya datang melalui darat atau bawah air melalui pipa. Namun, menurut analisis oleh Reuters pada bulan April, lebih dari sepersepuluh gas pipa telah digantikan oleh L.N.G. yang dikirim ke pelabuhan-pelabuhan Uni Eropa tahun lalu.

Langkah-langkah terbaru disepakati oleh duta besar Uni Eropa setelah berbulan-bulan pertikaian, ketika negara-negara saling berusaha melindungi kepentingan nasional masing-masing. Aturan tersebut harus diformalkan sebelum menjadi hukum dan berlaku.

Mereka juga menambahkan 100 individu dan entitas Rusia tambahan ke daftar mereka yang menjadi target sanksi Eropa, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 2.200, kata diplomat Uni Eropa.

Matina Stevis-Gridneff berkontribusi dari Brussels.