Sate Penyu Bali: Sajian Tradisional Satay Penyu

Di Bali, ada sebuah makanan tradisional yang sudah jadi bagian dari warisan budaya pulau Dewata selama bertahun-tahun. Makanan ini dikenal dengan sebutan Sate Penyu, atau Satay Penyu. Sate Penyu yaitu hidangan yang lumayan kontroversial sebab bahan utamanya adalah daging penyu, hewan yang dilindungi oleh undang-undang lantaran populasi mereka yang terancam punah.

Walaupun kontroversial, Sate Penyu masih jadi makanan yang populer di antara masyarakat Bali yang suka makanan tradisional. Proses pembuatan Sate Penyu sendiri cukup rumit dan cuma dimasak oleh para koki berpengalaman yang paham cara memasak daging penyu dengan betul agar tak gampang hancur dan masih lezat.

Biasanya, daging penyu yang udah disembelih bakal dimasak dengan bumbu rempah khas Bali seperti kemiri, serai, lengkuas, dan daun jeruk. Proses pengasapan daging penyu dikerjakan secara perlahan agar rempah-rempah dapat meresap ke dalam daging dengan sempurna. Sesudah itu, daging penyu akan ditusuk menjadi sate-sate kecil dan dipanggang di atas bara api sampai matang dan beraroma harum.

Sate Penyu biasanya disajikan dengan nasi putih yang pulen dan bumbu kacang yang gurih. Beberapa warung Sate Penyu bahkan menambahkan sambal Bali sebagai pelengkap untuk menambah cita rasa pedas dan enak. Hidangan ini umumnya disantap bersama keluarga atau teman-teman di acara-acara khusus seperti pesta ulang tahun atau perayaan hari raya.

Walaupun Sate Penyu memiliki sejarah yang kontroversial, banyak orang Bali percaya bahwa hidangan ini adalah bagian penting dari budaya lokal mereka yang harus dilestarikan. Makanan tradisional seperti Sate Penyu mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang kaya, serta jadi simbol keberagaman kuliner di Indonesia.

Dalam upaya melestarikan Sate Penyu, beberapa restoran di Bali mulai mengenalkan versi non-penyu dari hidangan ini, seperti Sate Ayam atau Sate Kambing, sebagai alternatif bagi yang tak ingin mengkonsumsi daging penyu. Namun, bagi mereka yang ingin merasakan cita rasa asli dari Sate Penyu, masih bisa menemukannya di beberapa warung tradisional di Bali yang jaga kelanjutan budaya kuliner lokal.

Sebagai wartawan yang menghormati nilai-nilai keberagaman dan kelangsungan budaya, saya berharap agar Sate Penyu masih bisa dilestarikan dan dinikmati oleh generasi mendatang. Hidangan ini punya tempat yang spesial dalam sejarah dan budaya Bali, dan harus dihormati dengan cara yang diperlakukan dengan baik dan berkelanjutan. Mari kita jaga keberagaman kuliner kita dan lestarikan warisan budaya kita bersama-sama. Semoga Sate Penyu masih jadi warisan lezat yang bisa dinikmati oleh semua, tanpa merugikan kelangsungan lingkungan dan satwa liar di sekitar kita.