Seorang hakim federal di Fort Worth, Texas, pada Jumat memerintahkan persidangan bulan depan mengenai persetujuan Boeing untuk mengakui bersalah atas konspirasi terkait jetliner 737 Max, dua di antaranya jatuh, menewaskan 346 orang. Keluarga beberapa penumpang yang tewas dalam kecelakaan menyatakan keberatan terhadap persetujuan tersebut. Mereka ingin mengadili Boeing, di mana perusahaan dapat menghadapi hukuman yang lebih berat. Hakim Pengadilan Distrik AS Reed O’Connor menetapkan sidang pada 11 Oktober di Fort Worth, Texas. Boeing dituduh menyesatkan regulator yang menyetujui pelatihan minimal berbasis komputer untuk pilot Boeing 737 sebelum mereka dapat terbang dengan Max. Boeing ingin mencegah regulator mengharuskan pelatihan di simulator penerbangan, yang akan meningkatkan biaya bagi maskapai untuk mengoperasikan pesawat tersebut. Departemen Kehakiman berpendapat dalam dokumen pengadilan bahwa konspirasi untuk menipu pemerintah adalah tuduhan paling serius yang dapat mereka buktikan. Jaksa penuntut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki bukti untuk menunjukkan bahwa tindakan Boeing menyebabkan kecelakaan pada 2018 di Indonesia dan 2019 di Etiopia. Kerabat korban dan para pengacara mereka menyebut kesepakatan tersebut sebagai kesepakatan yang menguntungkan yang tidak mempertimbangkan kehilangan begitu banyak nyawa. Beberapa pengacara berpendapat bahwa Departemen Kehakiman memperlakukan Boeing dengan lembut karena perusahaan tersebut adalah kontraktor pemerintah besar. Kesepakatan tersebut menuntut Boeing untuk membayar denda setidaknya $243,6 juta, menginvestasikan $455 juta dalam program kepatuhan dan keselamatan, dan ditempatkan dalam masa percobaan selama tiga tahun.