Pesawat drone yang meledak menghantam kilang minyak dan pabrik amunisi yang berada jauh di timur Moskow pada hari Selasa, menurut media Ukraina dan para ahli militer, telah melakukan serangan jarak jauh terjauh dengan pesawat drone Ukraina sejauh ini dalam perang tersebut. Drone-drone tersebut menyerang di wilayah Tatarstan Rusia, sekitar 700 mil dari wilayah yang dikuasai Ukraina. Hanya sehari sebelumnya, pejabat Ukraina telah mengumumkan bahwa drone-dronne produksi dalam negeri negara tersebut kini mampu mencapai target di luar 1.000 kilometer, atau 621 mil. Pabrik yang ditargetkan dibangun oleh Rusia untuk memproduksi persenjataannya sendiri berupa pesawat drone serangan jarak jauh yang berdasarkan desain Iran yang dikenal sebagai Shaheds. Rusia menyebut model ini sebagai Geran-2. Pejabat Rusia mengatakan drone Ukraina menghantam asrama di sebuah pabrik di wilayah Tatarstan. Video-video yang diposting online, yang belum dikonfirmasi keasliannya, menunjukkan orang-orang berlarian ke tanah saat ledakan terdengar. Dalam video tersebut, seseorang yang melihat kejadian terdengar berteriak, “sebuah drone menghantam pabrik!” Juru bicara dari agen intelijen dalam negeri dan militer Ukraina menolak untuk berkomentar tentang serangan di Tatarstan. Di masa lalu, mereka telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan di dalam Rusia, namun seringkali mereka menolak untuk mengkonfirmasi atau membantah keterlibatan mereka. Serangan terhadap kilang minyak tersebut merupakan yang ke-18 diluncurkan terhadap kilang minyak Rusia dengan drone serangan jarak jauh sejak Ukraina mulai menargetkannya pada Oktober tahun lalu, kampanye ini telah menyusutkan kapasitas pengolahan minyak Rusia dan memaksa mereka untuk sementara melarang ekspor bensin. Serangan terdalam sebelumnya, pada bulan Januari, menghantam terminal minyak tak jauh dari Saint Petersburg, sekitar 530 mil dari Ukraina; seorang menteri pemerintah Ukraina, Oleksandr Kamyshin, mengakui tanggung jawab atas serangan tersebut, dan mengatakan drone tersebut sebenarnya terbang jauh lebih dari itu, berbelok-belok menuju targetnya. Ukraina mengandalkan senjata produksi dalam negeri untuk menyerang di Rusia. Amerika Serikat, yang telah menjadi pemasok militer terbesar negara tersebut sejak Rusia menyerbu pada tahun 2022, telah melarang Ukraina menggunakan senjata Amerika untuk menyerang target di Rusia. Serangan drone Ukraina sering kali dilakukan dengan dua hingga enam drone, seorang pejabat senior Ukraina yang mengawasi produksi drone, Mykhailo Fedorov, memberitahu publikasi Jerman Welt dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pekan ini. “Di bidang drone jarak jauh, Ukraina telah menyamai Rusia dengan skala produksinya,” kata Bapak Fedorov. “Ribuan sudah diproduksi, hampir setiap hari sesuatu terbakar di wilayah Rusia,” tambahnya. Para ahli militer Ukraina telah mempertanyakan klaim ini, mencatat bahwa garis perakitan Ukraina, tersebar di seluruh negara di lokasi-lokasi rahasia atau bawah tanah, untuk menghindari serangan rudal Rusia, telah kesulitan meningkatkan volume, meskipun mereka telah menyempurnakan beberapa desain. Belum jelas apakah Ukraina dapat secara konsisten mencapai target hingga jarak serangan pada Selasa. Valeriy Romanenko, seorang ahli penerbangan di Univeristas Penerbangan Nasional Ukraina, mengatakan serangan di Tatarstan merupakan yang terdalam di Rusia selama perang ini. Kantor berita Ukraina RBC melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan yang terdalam ke wilayah Rusia. Bapak Romanenko, yang telah meninjau video-video yang diposting di media sosial yang tampaknya menunjukkan serangan drone tersebut, mengatakan Ukraina sepertinya menggunakan model pesawat ringan propeler yang diproduksi di Ukraina, Aeroprakt A-22, yang diubah menjadi pesawat tanpa awak. Ukraina hanya memiliki kapasitas produksi terbatas untuk pesawat tersebut, dan mereka relatif mahal, dengan biaya sekitar $250.000 per unit, kata beliau. Rusia masih memiliki keunggulan besar dalam misil dan drone jarak jauh. Sejak diperkenalkan dalam perang pada musim gugur 2022, Rusia telah meluncurkan setidaknya 4.540 drone jarak jauh Shahed desain Iran pada target-target militer, infrastruktur energi, dan kota-kota di Ukraina, menurut laporan Ukraina yang disusun oleh The New York Times. Oleksandra Mykolyshyn turut berkontribusi dalam pelaporan dari Kyiv.