Serangan Israel di Rafah Menyelamatkan 2 Sandera dan Membunuh Puluhan, Kata Pejabat

beberapa warga Israel ingin pemerintah setuju untuk melakukan kesepakatan yang akan membebaskan sandera yang tersisa sebagai pertukaran untuk menghentikan serangan Israel, karena takut serangan tersebut mengancam keselamatan mereka. Mr. Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa “hanya tekanan militer yang terus menerus, sampai kemenangan total, akan membawa pembebasan semua sandera kita.”

Mr. Netanyahu mengatakan bahwa mengamankan Rafah sangat penting bagi tujuan Israel untuk mengakhiri kontrol Hamas di Gaza. Pada hari Minggu, dia menjanjikan akses aman bagi warga sipil ke bagian utara Gaza, meskipun tanpa memberikan rincian.

Presiden Biden, setelah bertemu di Gedung Putih pada hari Senin dengan Raja Abdullah II Yordania, kembali menyatakan kekhawatiran Amerika tentang invasi Israel di Rafah, mengatakan bahwa ini “tidak boleh dilakukan” tanpa “rencana yang kredibel untuk memastikan keselamatan dan dukungan untuk lebih dari satu juta orang yang mencari perlindungan di sana.”

Mengatakan warga sipil di sana “terte exposed and vulnerable,” Mr. Biden mengatakan, “Mereka perlu dilindungi.”

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat juga terus bekerja untuk kesepakatan antara Hamas dan Israel yang akan membebaskan sandera yang tersisa dan menghentikan pertempuran setidaknya selama enam minggu.

Raja Abdullah mengatakan bahwa perang harus berakhir.

“Kita tidak bisa menerima serangan Israel di Rafah,” katanya. “Ini pasti akan menghasilkan bencana kemanusiaan lain.”

Dalam konferensi pers di Washington pada hari Senin, Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri, mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah menyampaikan kekhawatirannya tentang invasi yang diharapkan kepada Mr. Netanyahu dan pejabat Israel lainnya.

Tapi Mr. Miller menolak mengatakan tindakan apa yang mungkin diambil Amerika Serikat jika Israel tidak memperhatikan nasihatnya. Ketika ditanya apakah pemerintahan Biden puas dengan hasil dari upaya mereka untuk mempengaruhi konduku Israel dalam perang, dia mengatakan, “dalam banyak kasus, tidak, tentu saja kami tidak.”

Lebih dari 28.000 orang di Gaza tewas dalam kampanye militer Israel, menurut pejabat kesehatan wilayah tersebut. Israel mengatakan sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan 7 Oktober.

PBB telah beberapa kali memperingatkan bahwa serangan ke Rafah bisa menghancurkan bagi warga sipil dan bisa memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah terjadi di Gaza, di mana orang-orang mulai kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Pada hari Senin, Stéphane Dujarric, juru bicara sekretaris jenderal PBB, menyarankan bahwa PBB tidak akan berpartisipasi dalam rencana evakuasi Israel. “Kami tidak akan terlibat dalam pengusiran paksa orang-orang,” kata Mr. Dujarric. “Saat ini, tidak ada tempat yang aman di Gaza.”