Serangan Israel Membunuh Direktur Layanan Ambulans, Kata Pejabat Gaza

Seorang pejabat senior yang bertanggung jawab atas koordinasi pergerakan ambulans di Gaza tewas dalam serangan Israel, demikian pernyataan kementerian kesehatan di enklave tersebut pada hari Senin. Pejabat tersebut, Hani al-Jafarawi, direktur layanan ambulans dan darurat di Gaza, tewas dalam serangan di sebuah klinik kesehatan di Kota Gaza, demikian pernyataan tersebut. Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Militer tersebut mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa mereka telah membunuh seorang pria bernama Muhammad Salah, yang mereka sebut sebagai anggota Hamas, di Kota Gaza pada malam Minggu. Tidak jelas apakah kedua pria tersebut tewas dalam serangan yang sama. Menurut kementerian, ratusan petugas kesehatan di Gaza telah tewas akibat kampanye bombardir Israel atau terjebak dalam pertempuran darat antara militer Israel dan Hamas. Dalam wawancara, Yousef Abu al-Rish, wakil menteri kesehatan, mengatakan bahwa Bapak Jafarawi telah pindah ke klinik di Kota Gaza beberapa bulan yang lalu setelah serangan Israel menghancurkan Rumah Sakit Al-Shifa, pangkalan operasinya sebelumnya. Bapak Abu al-Rish, pejabat tertinggi kementerian kesehatan di Gaza, mengatakan bahwa Bapak Jafarawi mengkoordinasikan transfer orang yang terluka dari medan perang ke rumah sakit, serta antar rumah sakit. Beliau bertanggung jawab melakukan pekerjaan itu di seluruh Gaza, tetapi setelah pasukan Israel membagi enklave tersebut menjadi dua, beliau fokus pada bagian utara wilayah tersebut. Bapak Abu al-Rish mengatakan bahwa akan ada pengganti yang akan ditunjuk, namun ia memperkirakan bahwa orang tersebut tidak akan memiliki keahlian dan kontak yang sama. Pada hari Senin, militer Israel mengatakan bahwa Angkatan Udara telah membunuh Bapak Salah, militan Hamas, di Kota Gaza. Militer tersebut mengatakan bahwa ia “sebagian dari proyek pengembangan senjata strategis untuk organisasi teroris Hamas.” Israel telah berkali-kali menuduh Hamas memanfaatkan tanah rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya untuk kepentingan militer. Kelompok militan tersebut membantah tuduhan tersebut, meskipun pada bulan November militer Israel mengungkapkan terowongan batu dan beton di bawah Al-Shifa. Pada saat itu, kementerian kesehatan mengatakan bahwa serangan militer tersebut membuat rumah sakit itu tidak dapat beroperasi.