Tujuh orang setidaknya telah diselamatkan sekitar 10 mil laut (18,5km) barat daya Lampedusa setelah perahu terbalik dalam cuaca buruk. Tujuh orang telah diselamatkan dan 21 orang lainnya masih hilang di laut setelah perahu yang mereka tumpangi terbalik di lepas pantai pulau Lampedusa, kata penjaga pantai Italia. Para korban selamat, semua warga negara Suriah, telah dijemput dari perahu setengah tenggelam sekitar 10 mil laut (18,5 kilometer) barat daya Lampedusa, demikian pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu. Chiara Cardoletti, kepala Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) di Italia, menulis bahwa korban selamat dalam “kondisi kritis” dan telah kehilangan kerabat di laut. Para korban selamat memberitahu penyelamat bahwa mereka berangkat pada hari Minggu dari Libya, dan bahwa 21 dari 28 orang yang ada di atas kapal, termasuk tiga anak, jatuh ke laut selama cuaca buruk. Perahu “terbalik berulang kali, meninggalkan orang-orang bergelayutan di sisi perahu sambil kerabat mereka tenggelam di sekitar mereka,” kata Nicola Dell’Arciprete, koordinator negara untuk Italia untuk Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), dalam sebuah pernyataan. Kantor Italia dari badan pengungsi PBB mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa orang Sudan juga berada di atas perahu, yang diyakini berangkat dari pelabuhan Sabratha, barat Tripoli. Penjaga pantai mengatakan mereka telah membawa para korban selamat ke Lampedusa dan telah mengerahkan unit-unit angkatan laut dan udara untuk mencari orang yang hilang. Laut Tengah tengah menjadi jalur migrasi paling berbahaya di dunia. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, lebih dari 2.500 migran meninggal atau hilang saat mencoba menyeberangi perairan tahun lalu, dan 1.047 tahun ini, hingga Selasa. Angka terkini dari Kementerian Dalam Negeri Italia mencatat bahwa lebih dari 43.000 migran telah mencapai Italia sampai saat ini tahun 2024, jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.