KAIRO — Penenggelaman kapal yang mengangkut para migran di lepas pantai Yaman telah menyebabkan setidaknya 49 orang tewas dan 140 orang hilang, demikian yang dikatakan oleh Organisasi Internasional Migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa.
Kapal tersebut membawa sekitar 260 warga Somalia dan Ethiopia dari pantai utara Somalia dalam perjalanan 200 mil melintasi Teluk Aden ketika kapal itu tenggelam pada hari Senin di lepas pantai selatan Yaman, demikian yang dikatakan oleh agensi PBB dalam sebuah pernyataan.
Ia menyatakan bahwa upaya pencarian masih terus dilakukan dan sampai saat ini 71 orang telah diselamatkan. Pernyataan tersebut mencatat bahwa 31 perempuan dan enam anak termasuk dalam korban tewas.
Yaman merupakan jalur utama bagi para migran dari Afrika Timur dan Horn Afrika yang mencoba mencapai negara-negara Teluk untuk bekerja. Meskipun perang saudara yang hampir berlangsung satu dekade di Yaman, jumlah migran yang tiba setiap tahunnya mengalami peningkatan tiga kali lipat dari tahun 2021 hingga 2023, melonjak menjadi lebih dari 90.000 dari sekitar 27.000, demikian yang diungkapkan oleh Organisasi Internasional Migrasi bulan lalu.
Untuk mencapai Yaman, para migran dibawa oleh penyelundup dalam kapal yang seringkali berbahaya dan penuh sesak melintasi Laut Merah atau Teluk Aden. Pada bulan April, setidaknya 62 orang tewas dalam dua kecelakaan kapal di lepas pantai Djibouti saat mereka mencoba mencapai Yaman. Agensi PBB menyatakan bahwa setidaknya 1.860 orang telah tewas atau menghilang sepanjang rute tersebut, termasuk 480 yang tenggelam.
Penenggelaman pada hari Senin adalah “pengingat lain akan perlunya bekerja sama untuk mengatasi tantangan migrasi yang mendesak dan memastikan keselamatan dan keamanan para migran sepanjang rute migrasi,” kata Mohammedali Abunajela, juru bicara agensi itu.