BERITA TERBARU,
Setidaknya 5 pria Palestina tewas dan dua terluka dalam serangan drone Israel di sebuah mobil di kota Tubas, kata medis.
Serangan udara Israel terhadap sebuah mobil di kota Tubas di Tepi Barat yang diduduki telah menewaskan setidaknya lima orang Palestina dan melukai yang lain, laporan media lokal dan pekerja medis.
Israel mengatakan pada dini hari Kamis bahwa pesawat militer telah terlibat dalam “tiga serangan berbeda” terhadap pejuang Palestina yang “mengancam” pasukan mereka di wilayah Tubas.
Para medis Palestina melaporkan bahwa lima orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah mobil dan dua orang terluka, satu di antaranya kritis, menurut agensi berita negara Palestina, Wafa.
Kantor berita Reuters kemudian melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam serangan drone telah meningkat menjadi setidaknya enam.
Menurut Wafa, serangan dilakukan oleh drone bersenjata, dan kru ambulans Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina membawa jenazah lima pria yang meninggal dan dua orang terluka ke Rumah Sakit Pemerintah Turki Tubas.
Pembunuhan lima orang ini terjadi saat pasukan Israel yang besar menggeledah kamp pengungsi Far’a di provinsi Tubas, dimana ledakan terdengar, kata saksi kepada agensi berita AFP.
Israel memulai serangan militer massal di seluruh Tepi Barat yang diduduki pekan lalu yang sekarang telah menewaskan setidaknya 38 warga Palestina dan melukai 130 dengan sebagian besar korban di Jenin.
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa pasukan Israel menggunakan “taktik perang mematikan” di Tepi Barat dan bahwa anak-anak Palestina termasuk di antara mereka yang tewas.
Operasi militer, sebagian besar terpusat di kamp pengungsi Tulkarem dan Jenin, merupakan serangan terbesar Israel terhadap wilayah yang diduduki sejak Intifada kedua pada awal 2000-an.
Operasi tersebut telah menyebabkan kekerasan yang signifikan dan banyak penangkapan, sementara jalan dan infrastruktur lainnya telah hancur oleh bulldozer militer Israel, tambah OCHA, juga mengatakan bahwa mereka telah memobilisasi organisasi dari PBB dan sekitarnya untuk menilai kerusakan dan kebutuhan kemanusiaan di lapangan.