Bertato merupakan praktik budaya yang telah ada di Indonesia sejak zaman kuno. Keberadaan tato tidak hanya sebagai ornamen tubuh semata, melainkan juga memiliki makna yang dalam dalam budaya Indonesia. Meskipun bertato sempat dianggap sebagai hal yang dianggap tabu dan dihindari oleh masyarakat, namun seiring berjalannya waktu, praktik ini mulai diterima dan bahkan dianggap sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan.
Tato di Indonesia memiliki makna dan simbol yang sangat dalam, biasanya didasari oleh keyakinan agama, kepercayaan, atau kebudayaan setempat. Setiap motif tato memiliki cerita dan makna tersendiri, yang kadang-kadang juga mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Misalnya, motif tato pada suku Dayak di Kalimantan memiliki makna perlindungan dan keberanian, sementara motif tato pada suku Mentawai di Sumatera Barat memiliki makna tentang keseimbangan dan keharmonisan dengan alam.
Di era modern ini, praktik bertato di Indonesia kembali mendapatkan perhatian yang cukup besar. Banyak kaum muda Indonesia yang tertarik untuk menghiasi tubuh mereka dengan tato sebagai bentuk ekspresi diri, identitas budaya, atau sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur. Namun, di balik popularitasnya, penting untuk tetap menghormati makna dan simbol-simbol yang terkandung dalam tato tradisional Indonesia.
Selain sebagai bentuk ekspresi diri, tato juga memiliki peran penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Dengan mengenakan motif-motif tradisional dalam tato, generasi muda Indonesia turut membawa serta cerita dan makna yang melekat pada motif-motif tersebut. Hal ini membuat praktik bertato tidak hanya sekadar tren atau gaya, melainkan juga menjadi upaya pelestarian warisan budaya yang harus dijaga dengan baik.
Namun, di balik kebanggaan akan warisan budaya, praktik bertato juga perlu diiringi dengan pemahaman yang mendalam akan makna dan simbol yang terkandung di dalamnya. Banyak kasus di mana motif-motif tradisional Indonesia digunakan tanpa pemahaman yang cukup, sehingga menimbulkan kontroversi dan perdebatan di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi para penggemar bertato untuk mendalami makna dan simbol-simbol yang terkandung dalam tato tradisional Indonesia sebelum memutuskan untuk menghiasi tubuh mereka dengan motif-motif tersebut.
Sebagai jurnalis yang peduli akan pelestarian budaya Indonesia, saya sangat mendukung upaya pelestarian warisan budaya melalui praktik bertato. Namun, saya juga mendorong para penggemar bertato untuk melakukan pendalaman dan memahami secara mendalam akan makna dan simbol yang terkandung dalam tato tradisional Indonesia. Dengan demikian, praktik bertato dapat terus berkembang dan dijaga keasliannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia.