BRUSSEL (AP) — Uni Eropa hari Selasa menyiapkan sistem untuk memberlakukan sanksi terhadap orang-orang yang dituduh melakukan serangan cyber, manipulasi informasi, atau tindakan sabotase atas nama Rusia untuk merusak dukungan Uni Eropa terhadap Ukraina.
NATO sudah memperingatkan tahun ini tentang aktivitas negara Rusia yang bersifat mengancam terhadap Republik Ceko, Estonia, Jerman, Latvia, Lituania, Polandia, dan Inggris, dan mengatakan bahwa tindakan Kremlin “membentuk ancaman terhadap keamanan sekutu.”
Uni Eropa mengatakan bahwa juga telah “mendeteksi peningkatan jumlah berbagai aktivitas.” Katanya, Rusia juga terus mengganggu komunikasi satelit, melanggar wilayah udara Eropa, dan menyelenggarakan serangan fisik terhadap orang.
Tantangannya adalah bahwa banyak aktivitas berada di bawah ambang batas yang mungkin memerlukan respons militer dan kedua organisasi tersebut kesulitan untuk mengecilkan serangan tersebut secara efektif.
Kerangka kerja baru Uni Eropa akan memungkinkannya untuk menargetkan orang, agen, atau organisasi yang berusaha merusak nilai-nilai dasarnya atau “keamanan, kemerdekaan, dan integritas.” Tapi belum ada sanksi nyata yang diberlakukan. Tindakan ini akan datang kemudian, setelah disetujui oleh negara-negara anggota.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan bahwa anggota-anggota “bersatu dan bertekad untuk mengatasi aktivitas ini dan menuntut pertanggungjawaban pelakunya. Dukungan kami kepada Ukraina akan tetap kuat dan tidak tergoyahkan selama yang diperlukan.”
Pembekuan aset dan larangan perjalanan akan diberlakukan untuk berbagai jenis ancaman hibrid, termasuk merusak pemilihan, institusi demokratis, atau ekonomi, serta menyerang infrastruktur kritis atau menggunakan arus migran untuk mendestabilisasi negara.
Ini akan memungkinkan Uni Eropa untuk “menargetkan mereka yang bertanggung jawab, melaksanakan, mendukung, atau mendapat manfaat dari tindakan destabilisasi Rusia di seluruh dunia, serta kawan dan pendukung mereka,” ujar pernyataan tersebut.