Sosialis dan konservatif Spanyol mengakhiri perselisihan atas posisi kehakiman memperdebatkan oposisi Spanyol antara sosialis dan konservatif atas jabatan kehakiman

Setelah perselisihan yang berlangsung lebih dari lima tahun, partai penguasa Spanyol (PSOE) dan partai oposisi terbesar, Partai Rakyat konservatif (PP), telah mencapai kesepakatan, dimediasi oleh UE, tentang penggantian posisi yudisial kunci.
Menteri Kehakiman Sosialis Spanyol Félix Bolaños dan anggota konservatif Parlemen Eropa (MEP) Esteban González Pons mencapai kesepakatan dengan dukungan Wakil Presiden Komisi Eropa Věra Jourová di Brussels pada hari Selasa.
“Ini adalah hari besar bagi demokrasi dan negara hukum kita,” kata Bolaños kepada para jurnalis di Brussels.
Karena blokade itu, Dewan Umum Kehakiman (CGPJ) hanya menjabat sebagai pelaksana sejak 2018 dan banyak posisi yudisial tidak bisa diisi. Kedua partai sekarang setuju pada daftar nama untuk anggota masa depan CGPJ, melaporkan saluran TV negara RTVE.
Kesepakatan itu datang tepat sebelum berakhirnya ultimatum yang diberikan Perdana Menteri Pedro Sánchez kepada PP. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada hari Minggu, pemerintah berencana untuk mengenalkan undang-undang yang akan mencabut otoritas untuk mengangkat hakim ke pengadilan agung dari CGPJ, yang sekarang hanya memegang kekuasaan eksekutif.
Perselisihan yudisial itu adalah tentang mengatasi blokade dalam pembaruan pos di CGPJ. UE telah beberapa kali mendesak Spanyol untuk menyelesaikan perselisihan ini dengan cepat.
CGPJ adalah dewan pengendalian yudisial yang juga menunjuk hakim-hakim dari pengadilan agung. Berwenang untuk memilih dua anggota Mahkamah Konstitusi.
Konservatif telah mendominasi dewan sejak masa ketika PP berkuasa. Pada tahun 2018, PP kehilangan kekuasaan dan harus masuk ke dalam oposisi. Sejak saat itu, mereka telah mencoba mempertahankan mayoritas konservatif di CGPJ.
Seperti yang direkomendasikan oleh Komisi Eropa dalam laporannya tentang negara hukum di Spanyol untuk tahun 2022 dan 2023, kesepakatan tersebut mencakup keputusan untuk maju dengan pembaharuan segera CGPJ dan menyajikan proposal undang-undang organik untuk memperkuat independensi yudisial dan, akhirnya, untuk menunjuk hakim baru ke Mahkamah Konstitusi.
Ini harus disetujui dalam rapat pleno Kongres Deputi pada bulan Juli.
Duabelas dari 20 anggota CGPJ dinominasikan oleh para hakim dan harus dikonfirmasi oleh parlemen dengan mayoritas 60%, sementara delapan sisanya dipilih langsung oleh parlemen tanpa masukan dari para hakim. Prosedur ini memberi partai politik pengaruh besar atas yudisial.