Bekas presiden Sri Lanka melarikan diri dari negara pada tahun 2022 setelah protes berlangsung selama berbulan-bulan. Pemilihan presiden baru dijadwalkan akan dilakukan pertama kalinya sejak protes massal yang dipicu oleh krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara tersebut. Pemilihan ini dianggap sebagai referendum terhadap reformasi ekonomi yang dimaksudkan untuk membawa negara menuju pemulihan. Namun, masih banyak yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan karena lonjakan pajak, pemotongan subsidi, dan kesejahteraan. Banyak analis memprediksi bahwa masalah ekonomi akan menjadi prioritas pemilih dalam apa yang akan menjadi perlombaan ketat.